Udak dan Raksasa

Udak and the Giants >> English Version

Cerita Rakyat dari Bangka Belitung

Dulu, tinggal seorang pria bernama Udak. Dia tinggal dengan anak tunggalnya. Istrinya telah meninggal saat anaknya masih bayi.

Udak sangat mencintai dokter hewan anaknya. Dia selalu memberikan apapun yang ditanyakan anaknya. Hal itu membuat anaknya menjadi anak manja. Suatu hari, anak Udak meminta beberapa buah mangga.

"Ayah, saya benar-benar ingin makan beberapa mangga Dapatkah Anda mendapatkan beberapa untuk saya?"

"Mangga? Sangat sulit untuk menemukan mangga sekarang, bukan musim panen pohon mangga, bagaimana dengan buah lainnya?" Tanya Udak.

"Tidak, Ayah, aku ingin mangga!"

Udak sangat khawatir. Jantungnya berdegup kencang. Dia tahu hanya ada satu pohon mangga yang bisa menghasilkan buah dalam musim apapun. Itu adalah pohon ajaib.

Sayangnya pohon itu milik raksasa! Ya, ada keluarga raksasa di tengah hutan. Semua orang takut pada mereka. Mereka memakan hewan dan manusia! Tidak ada yang berani pergi ke tengah hutan.

Anak itu mulai menangis. Udak sangat sedih melihat anaknya menangis.

"Baiklah, saya akan menemukan beberapa mangga untuk Anda," kata Udak.

Dia kemudian meninggalkan rumah dan pergi ke hutan.

Perjalanan yang sangat sulit dan Udak bisa mengatasinya. Kemudian dia sampai di rumah raksasa. Rumah itu begitu besar. Tinggal seorang suami dan istri raksasa dengan anak laki-laki satu-satunya.

Pohon mangga ada di halaman depan. Pohon itu memiliki beberapa buah. Udak sangat senang melihat buahnya. Dengan hati-hati ia memanjat pohon itu dan mengambil buahnya. Dia mengambil buahnya dengan sangat cepat. Dia tidak ingin para raksasa mengetahui bahwa dia mencuri mangga mereka. Itu terlalu cepat dan Udak sedikit ceroboh. Dia menjatuhkan beberapa buah dan membuat beberapa kebisingan! Para raksasa mendengar suara bising dan mereka pergi untuk melihat apa yang terjadi.

Mereka beberapa melihat buah di tanah. Ketika mereka memeriksa pohon itu, mereka melihat seorang pria memetik beberapa buah. Raksasa itu marah! Raksasa sang ayah langsung meraih Udak.

"apa yang harus kita lakukan?" Tanya sang ibu raksasa.

"Taruh dia di dalam sangkar, beri dia makanan, setelah tubuhnya bertambah berat, kita akan memakannya! Dia terlalu kurus sekarang!"

Raksasa ibu memasukkan Udak ke dalam kandang. Udak sangat sedih. Dia mendengar pembicaraan mereka. Dia ingat anaknya. Dia merasa sangat sedih karena dia tidak akan menemuinya lagi. Dia juga merasa bersalah dengan memanjakan anaknya. Dia tahu itu salah jika memberikan apapun yang ditanyakan oleh anaknya kepadanya.

Udak menangis. Anak raksasa itu datang ke Udak. Dia hanya raksasa kecil. Dia bertanya kepada Udak mengapa dia menangis. Udak lalu memberitahunya tentang anaknya dan bagaimana dia sangat mencintainya.

Udak juga mengatakan kepadanya bahwa ia suka mengecoh anaknya. Saat itu adalah saat dimana Udak membawa anaknya ke punggungnya.

Tampaknya anak raksasa tidak pernah memilih sebelumnya. Dia meminta Udak untuk membawanya ke punggung Udak. Udak tahu itu sulit untuk membawa anak raksasa itu. Alhough dia masih sangat muda tapi anak raksasa itu sebesar Udak.

Namun Udak juga tahu itu adalah kesempatannya untuk melarikan diri. Jadi dia meminta anak raksasa itu untuk membuka kandangnya. Saat dibuka, Udak berlari sangat cepat.

Udak terus berlari sangat cepat sampai dia sampai di rumah. Udak memberi tahu anaknya tentang hibah dan tentang fakta bahwa dia hampir meninggal. Anak laki-laki itu begitu tersentuh dan merasa bersalah. Karena dia, dia hampir kehilangan ayahnya. Anak itu meminta maaf. Dia berjanji untuk menjadi anak yang baik. ***

Buah Mangga

No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection