Bagas Marhusor

Bagas Marhusor | English Version

Cerita Rakyat dari Sumatera Utara

DAHULU di Sumatera Utara, ada sebuah keluarga. Sang ayah adalah seorang petani. Istrinya sedang hamil. Mereka telah menunggu untuk memiliki bayi, dan mereka sangat senang bayi itu akan segera lahir. Saat bayi lahir, pasangan itu sangat bahagia. Mereka punya bayi laki-laki. Mereka menamakannya Bagas Marhusor.

Saat Bagas Marhusor lahir, seorang suci mengatakan bahwa bayi yang lahir pada hari itu akan menjadi orang yang hebat. Dia akan terkenal karena kekuatannya.

Namun, orang tidak menyadari bayi itu adalah Bagas Marhusor. Mereka tidak mengira Bagas Marhusor adalah bayi yang diprediksikan orang suci itu.

Mengapa? Itu karena ratu juga sedang hamil. Dan bayi lahir pada saat bersamaan Bagas Marhusor lahir. Orang berpikir bahwa orang suci itu sedang membicarakan masa depan sang pangeran, putra raja.

Bagas Marhusor dan pangeran tumbuh sebagai pemuda. Mereka tidak saling mengenal. Bagas Marhusor hanyalah orang biasa. Dia tidak pernah mengunjungi istana.

Bagas Marhusor adalah seorang pemuda yang baik hati, sopan, dan membantu. Ia juga belajar bela diri dari beberapa ahli. Dia sangat terampil. Dia hanya menggunakan keahlian bela dirinya saat dia berperang melawan orang-orang jahat. Desanya aman dari penjahat. Semua penduduk desa sangat berterima kasih padanya.

Suatu hari, raja sedang berburu di hutan. Dia pergi dengan beberapa orang tentara.

Bagas Marhusor juga ada di hutan. Dia tidak tahu bahwa raja sedang berburu.

Sementara Bagas Marhusor sedang mencari beberapa ekor hewan, dia mendengar seorang pria meminta pertolongan. Bagas Marhusor melihat sekeliling untuk menemukan pria itu. Kemudian dia melihat raja diserang babi liar.

Bagas Marhusor melompat dan menyerang babi hutan. Dia menggunakan senjatanya untuk menyerang babi. Hanya sebentar, babi itu sudah mati.

Raja sangat senang. Dia dibawa ke istana. Raja bertanya apa hadiah Bagas Marhusor inginkan.

Bagas Marhusor tidak tahu harus berkata apa. Saat melihat putri raja, dia langsung jatuh cinta. Dia meminta raja untuk menikahi putrinya.

Sayangnya, raja menolak. Bagas Marhusor bukan berasal dari keluarga bangsawan. Dia hanya seorang petani. Raja sangat malu memiliki menantu laki-laki dari orang biasa.

Bagas Marhusor sangat sedih dan marah. Dia meninggalkan kerajaan dan tinggal di tempat lain. .

Sudah bertahun-tahun Bagas Marhusor meninggalkan rumahnya. Dan suatu hari, dia mendengar beberapa penjahat datang ke desanya. Raja tidak bisa menangani mereka, Semua tentaranya kalah dalam melawan penjahat.

Bagas Marhusor benar-benar merasa kasihan. Dia memutuskan untuk kembali ke rumah. Saat dia tiba, dia meminta penjahat untuk pergi.

"Ha ha ha ... kamu tidak bisa melawan kami, kamu sendiri, dan kami begitu banyak," kata para penjahat.

"Saya tidak peduli. Dengar, saya ingin Anda pergi sekarang Jika tidak, Anda akan sangat menyesal!"

"Mari kita buktikan!" tantang para penjahat.

Dan pertarungan tak bisa dihindari lagi. Bagas Marhusor tidak memiliki masalah dalam melawan penjahat. Mereka kabur dan meninggalkan desa.

Raja sangat senang. Dia mengucapkan terima kasih kepada Bagas Marhusor karena keberaniannya melawan para penjahat. Dia juga mengakui kesalahannya. Dia merestui Bagas Marhusor dan putrinya untuk menikah.

Bagas Marhusor tidak bisa mempercayainya. Dia sangat bahagia. Saat Bagas Marhusor dan sang putri menikah, sang raja mengadakan pesta besar.

Semua orang senang. Setelah mereka menikah, Bagas Marhusor dan istrinya tinggal di istana.

Raja menunjuknya sebagai komandan. Sejak saat itu kerajaan itu aman dari orang jahat. (*)

Rumah Tradisional Nias, Sumatra Utara

No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection