Search This Blog

Anak Gadis Niining Kubaea

Niining Kubaea's Daughter | English Version

Folklor dari Sulawesi Tenggara

DAHULU kala, hiduplah seorang wanita tua. Namanya Niining Kubaea. Dia tinggal sendirian. Suaminya telah meninggal dan dia tidak punya anak. Dia miskin dan tinggal di sebuah gubuk.

Niining Kubaea sangat kesepian. Dia tidak punya siapa-siapa yang bisa diajak bicara. Untuk membuat dirinya sibuk, dia sering merajut gaun.

Suatu hari, seorang pria datang ke rumahnya. Dia tampak begitu menakutkan, ia membawa keranjang.

"Apa yang bisa saya lakukan, Pak?" kata Niining Kubaea gugup.

Dia pikir orang itu akan melakukan hal yang buruk padanya.

"Saya ingin menawarkan bayi."

Dia menunjuk ke keranjang.

'Seorang bayi?" Tanya Niining Kubaea.

"Ya, saya punya seorang bayi. Dan saya ingin menjualnya kepada Anda," jawab pria itu.

Niining Kubaea melihat isi keranjang. Dia melihat seorang bayi perempuan yang lucu tertidur nyenyak. Dia jatuh cinta dengannya.

Dia berkata, "Ya, saya ingin membelinya."

Dia segera membuka laci tempat ia menyimpan uang tabungannya.

Pria itu menerima uang itu dan memberinya bayi. Niining Kubaea sangat senang. Dia mencintai bayi itu dan merawatnya dengan baik. Dia tidak kesepian lagi.

Putri Niining Kubaea tumbuh menjadi seorang anak gadis yang sangat cantik. Dia menjadi sangat terkenal. Orang sering membicarakannya, kebanyakan dari mereka adalah laki-laki. Mereka jatuh cinta padanya.

Niining Kubaea sangat protektif pada putrinya. Dia sering membedaki di wajah putrinya. Dia ingin menutupi kecantikannya. Nah, sayangnya itu tidak berhasil. orang masih bisa melihat betapa cantiknya dia.

Semakin banyak orang mendengar tentang kecantikan anak putri Niining Kubaea. Raja juga mendengar itu dan dia tidak suka hal itu. Dia memiliki seorang putra dan seorang putri.

Putri raja juga cantik. raja sering mengatakan bahwa dia adalah gadis yang paling cantik di kerajaan. Ia akan membunuh setiap gadis yang lebih cantik dari putrinya!

Raja memerintahkan prajuritnya untuk pergi ke rumah Niining Kubaea. Mereka harus membawa anak Niining Kubaeat ke istana. Niining Kubaea mencoba untuk menghentikan mereka. Sayangnya, mereka terlalu kuat.

Raja memerintahkan para prajurit untuk menggantung putri Niining Kubaea. Pangeran mencoba untuk menghentikannya.

Ia mengatakan, "Ayah .. jangan lakukan itu. Dia tidak bersalah."

"Aku tidak peduli! Aku hanya ingin anak saya menjadi gadis yang paling cantik di sini!" kata raja.

Para prajurit membawanya ke tiang. Mereka menempatkan tali di leher gadis itu. Niining Kubaea ada di sana. Dia menangis. Dia mencoba untuk menyelamatkan putri tercintanya, tapi tentara menahannya. Dia tak berdaya.

Ketika tentara siap untuk menggantung dia, tiba-tiba sang pangeran berlari sangat cepat dan melompat ke arahnya. Mereka berdua jatuh di tanah. Tak sengaja, ia melihat tanda lahir di tangannya.

Ia mengatakan, "Ayah .. lihat! Dia memiliki tanda lahir seperti kakakku!"

Raja segera mendekati gadis itu. Itu benar! Dia memiliki tanda lahir yang sama dengan putrinya.

Raja berjalan ke Niining Kulaea.

Dia bertanya, "Siapa dia? Apakah dia anak kandung Anda?"

Niining Kubaea mengatakan, "Tidak, Yang Mulia. Dia bukan anak kandung saya. Dia juga tahu hal itu."

Kemudian Niining Kubaea menjelaskan raja bagaimana dia bertemu putrinya.

Raja terkejut ketika ia mendengar cerita Niining Kubaea.

Dia mengatakan, "Saya memiliki putri kembar. Namun, ketika mereka masih bayi salah satu dari mereka diculik. Kedua bayi saya sangat lucu dan mereka memiliki tanda lahir yang sama di tangannya. Saya yakin anak Anda adalah anak saya hilang."

Raja kemudian berbicara dengan anak gadis Niining Kubaea.

"Anakku, maafkan saya. Saya tidak tahu siapa Anda. Niining Kubaea, tolong juga maafkan saya ...."

Mereka semua sangat senang, keluarganya akhirnya bersatu kembali. Sejak itu, Niining Kubaea dan putrinya tinggal di istana. Mereka hidup bahagia selamanya. ***










Pesan Moral:

Pesan moral dari cerita ini adalah tentang pentingnya kebaikan, cinta, dan kebenaran. Berikut adalah pelajaran moral utama:

1. Kebaikan dan Kedermawanan: Keinginan Niining Kubaea untuk merawat bayi perempuan, meskipun dia miskin dan kesepian, menunjukkan kekuatan dari kebaikan dan kedermawanan.

2. Kecantikan Sejati: Cerita ini menyoroti bahwa kecantikan sejati berasal dari dalam dan tidak dapat disembunyikan oleh penampilan luar. Meskipun Niining Kubaea berusaha menyembunyikan kecantikan putrinya, keindahan dan pesona dalam dirinya tetap bersinar.

3. Kebenaran dan Keadilan: Pengungkapan identitas sebenarnya dari gadis tersebut dan pengakuan kesalahan oleh raja menunjukkan bahwa kebenaran dan keadilan akhirnya akan menang. Kesediaan raja untuk mengakui kesalahannya dan mencari pengampunan menunjukkan pentingnya kerendahan hati dan memperbaiki kesalahan.

4. Keluarga dan Reuni: Cerita ini juga menekankan nilai keluarga dan kebahagiaan dari reuni. Putri yang telah lama hilang menemukan tempatnya yang sebenarnya di istana dan Niining Kubaea diterima dalam keluarga kerajaan menekankan pentingnya ikatan keluarga dan kebersamaan.

Secara keseluruhan, cerita ini mengajarkan bahwa kebaikan, kejujuran, dan cinta adalah kekuatan yang kuat yang dapat membawa kebahagiaan dan pemenuhan hidup.






No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection