Banta and the Princess >> English Version
Folklor dari Aceh
BANTA Berensyah adalah seorang pemuda yang baik. Ia tinggal bersama ibunya yang telah tua. Mereka miskin. Banta bekerja untuk pamannya yang kaya. Dia tidak pernah mengeluh meskipun pamannya hanya memberinya sedikit uang untuk pekerjaannya. Pamannya adalah seorang pedagang kaya Dia memiliki kapal besar untuk pelayaran laut. Namun, tidak ada yang menyukainya. Pamannya pelit. Dia juga kasar, dia tidak pernah mengatakan hal-hal baik kepada orang-orang.
Tidak seperti pamannya, orang sangat mencintai Banta. Ia suka suka membantu dan berkepribadian baik. Dia selalu memnolong orang. Dan, ada satu hal yang orang dikagumi dari Banta. Dia terampil memainkan seruling. Ia sangat hebat dan orang-orang sangat senang mendengar dia bermain seruling.
Banta jatuh cinta pada sang putri. Dia sangat cantik. Dia baru saja membuat pengumuman, dia akan menikah dengan pria yang bisa memberinya kain yang terbuat dari emas. Banta mendengar kompetisi itu dan ia ingin bergabung. Dia ingin menikahi sang putri. Banta memberitahu ibunya tentang hal ini.
"Apa yang akan Kau lakukan, Nak? kain dari emas sangat mahal, bagaimana Kau bisa mendapatkannya?"
"Saya tidak tahu, Ibu. Tolonglah berdoa untuk saya, dan saya akan menemukan jalan."
Banta berdoa kepada Tuhan. Dia mmohon kepada Tuhan untuk menunjukkannya jalan untuk bisa mendapatkan kain yang terbuat dari emas. Pada suatu malam, ia bermimpi. Seorang pria tua mengatakan kepadanya bahwa ia harus mempersiapkan daun yang besar. Dia akan menggunakan daun untuk menyeberangi laut. Orang tua itu mengatakan kepadanya bahwa ia harus ke arah utara dan berlabuh di sebuah pulau yang besar.
Banta terbangun dari tidurnya. Dia yakin bahwa mimpi itu adalah sebuah bimbingan baginya. Ia pergi ke hutan dan mencari daun terbesar. Ketika ia menemukannya, ia melipat dan memasukkannya ke dalam tasnya. Kemudian dia mengatakan kepada ibunya bahwa ia akan mendapatkan kain emas.
Banta pergi ke pamannya, "Paman, bolehkah saya bergabung dengan Anda dalam kapal Anda. Saya ingin ke utara."
"Tapi saya akan menuju ke selatan," kata pamannya.
"Tidak apa-apa, Paman. Aku akan turun di tengah laut dan melanjutkan perjalanan saya sendiri."
Paman benar-benar tidak mengerti.
Namun, ia masih membiarkan dia bergabung dengan kapalnya yang besar. Ketika mereka berada di tengah laut, Banta turun dari kapal. Dia menggunakan daun besar sebagai 'kapal' nya. Hebatnya, daun bekerja dengan baik. Dia kemudian pergi ke utara.
Ketika Banta mendarat di sebuah pulau yang ia cari penenun yang hebat. Ia mencari penenun yang bisa membuatnya kain dari emas. Itu tidak mudah baginya untuk menemukan penenun hebat. Akhirnya, ia menemukannya!
"Bagaimana Anda akan membayar saya?" tanya penenun.
"Semoga saya bermain seruling mengganti bayaran? Saya jamin Anda akan menyukainya" kata Banta.
"Hmm ... baiklah mari kita coba sekarang."
Banta kemudian memainkan seruling dengan sangat hebat. Penenun tidak pernah mendengarkannya sebelumnya. Ketika Banta selesai bermain, penenun dengan senag hati membuatkannya kain dari emas.
Banta sangat senang. Dia membawa pulang kain itu. Dia ingin menunjukkan kepada ibunya terlebih dahulu sebelum ia memberikannya kepada sang putri. Dia menggunakan daun besar sebagai kapal untuk menyeberangi laut.
Sayangnya, ketika ia sedang berlayar di laut, ia bertemu pamannya dengan kapal yang besar. Pamannya melihat kain emas dan meraihnya. Dia juga ingin menikahi sang putri. Dia pergi ke istana dan meninggalkan Banta sendirian dengan daun yang besar.
Ketika Banta tiba di istana, pesta pernikahan pamannya dan sang putri akan dimulai.
Tiba-tiba, seekor elang terbang dan berteriak 'Kain emas itu milik Banta!'
Elang terus berteriak dan raja lalu bertanya kepada pamannya. Akhirnya pamannya mengakui bahwa ia mencuri kain emas milik Banta. Raja marah. Dia meminta paman untuk meninggalkan istana. Dan bagaimana dengan Banta? Yah, ia menikah dengan sang puteri dan tinggal di istana. Dia juga meminta ibunya untuk tinggal di istana. Mereka hidup bahagia selamanya. ***
Busana Pengantin Aceh |
No comments:
Post a Comment