Search This Blog

Jaka Tarub

Perjalanan Hidup dan Misi Kyai Ageng Tarub


English Version: Jaka Tarub

Cerita Rakyat dari Jawa Timur

Kyai Ageng Tarub yang aslinya bernama Sayyid Ibrahim merupakan putra dari Syekh Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik. Ia dibesarkan dan dididik oleh ayahnya, mengikuti tradisi para tokoh Islam yang saleh. Sebagaimana lazimnya, ketika generasi muda telah mencapai usia dewasa dan telah memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang cukup, mereka diperintahkan untuk menyebarkan ajaran Islam.

Setelah berpamitan kepada orang tuanya, Kyai Ageng Tarub memulai perjalanan menyebarkan ajaran Islam. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan seorang wanita bernama Dewi Kasihan, yang sedang berbicara di dekat kuburan. Perempuan ini telah kehilangan suaminya, Aryo Penanggungan, dan belum juga dikaruniai seorang anak. Kasih sayang Dewi Kasihan terhadap mendiang suaminya membawanya mengunjungi makamnya setiap hari. Melihat penderitaannya, Kyai Ageng Tarub merasakan simpati yang mendalam atas kehidupannya yang kesepian dan sederhana.

Suatu hari, dia berpura-pura tidak sadarkan diri di dekat rumah Dewi Kasihan, dan Dewi Kasihan datang membantunya. Setelah bangun tidur dan makan bersama, Kyai Ageng Tarub ditanya asal usul dan tujuannya. Dia menjawab bahwa dia tersesat dan tanpa tujuan, karena dia adalah seorang yatim piatu. Dewi Kasihan kemudian mengangkatnya sebagai putranya sendiri dan menamainya Jaka Tarub sesuai nama desa asalnya.

Jaka Tarub dengan cepat mendapatkan popularitas karena penampilannya yang mencolok dan sifatnya yang murah hati. Siapa pun yang meminta bantuannya menerimanya dengan sukarela. Desas-desus tentang anak angkat Dewi Kasihan yang terkenal dengan penampilannya yang mencolok menyebar ke desa-desa tetangga. Orang-orang dari berbagai penjuru berbondong-bondong untuk menyaksikan fakta kebenaran. Dewi Kasihan yang tadinya miskin, menjadi kaya raya berkat sumbangan para pengunjung tersebut.

Selain membantu Dewi Kasihan, Jaka Tarub juga sering berkelana ke hutan untuk berburu. Jauh di dalam hutan, ia bertemu dengan seorang lelaki tua yang memberinya ilmu dan keterampilan luar biasa, khususnya kekuatan Tulup Tunjung Lanang. Pengetahuan inilah yang kelak berperan penting dalam kehidupan Kyai Ageng Tarub.

Suatu hari, saat sedang berburu di hutan, Jaka Tarub mendengar kicauan merdu burung perkutut. Dia mencoba mendekat dan menembakkan anak panah, tapi gagal. Yakin bahwa burung ini bukan makhluk biasa, ia mengejarnya lebih jauh. Burung itu membawanya ke berbagai arah, dan setiap tempat di mana burung itu bertengger mempunyai nama yang berbeda.

Akhirnya perkutut itu hinggap di pohon asam. Jaka Tarub kembali menembakkan anak panahnya, namun burung itu tidak bergeming. Jauh di dalam pikirannya, dia bertanya-tanya apakah ini hanya seekor burung atau sebuah godaan. Namun, perhatiannya teralih ketika ia mendengar suara wanita mandi di mata air terdekat. Terpesona oleh bidadari surgawi, dia menyaksikan ritual mandi mereka. Dalam keadaan lemah, Jaka Tarub mengambil salah satu selendang mereka dan membawanya pulang, menyembunyikannya di bawah tumpukan beras hitam.

Ketika bidadari surgawi kembali ke langit, mereka hanya tinggal satu selendang. Nawang Wulan, bidadari yang dilihatnya, tetap tertinggal. Seiring berjalannya waktu, Jaka Tarub dan Nawang Wulan menjalin ikatan dan akhirnya menikah. Mereka memiliki tiga anak perempuan, dan hidup bahagia.

Namun, ketika Jaka Tarub mengetahui kesaktian kuliner Nawang Wulan, ia tak kuasa menahan diri untuk mengungkap rahasianya dengan membuka tutup panci masaknya. Tindakan ini menyebabkan hilangnya kemampuan magis memasaknya dan mengakibatkan kesulitan. Peristiwa lebih lanjut terjadi, termasuk penemuan selendang Nawang Wulan yang hilang, kembalinya dia ke alam surga, dan janji reuni di bawah bulan purnama.

Jaka Tarub menepati janjinya untuk membawa putrinya keluar saat bulan purnama, namun Nawang Wulan tak kunjung kembali. Ketidakhadirannya membuatnya patah hati.


Jaka Tarub yang Agung dan Mulia

Jaka Tarub juga terkenal sebagai Jaka Tarub yang Agung dan Mulia. Legenda ini mempunyai tempat tersendiri di hati masyarakat Jawa. Jaka Tarub dipuja sebagai sosok bangsawan dan bijaksana. Ia dihormati atas perannya dalam menyebarkan ajaran Islam dan atas karakternya yang luar biasa.

Kisahnya berakar kuat pada lanskap budaya dan sejarah Jawa. Legenda tersebut menceritakan perjalanan Jaka Tarub bertemu dan memperistri Dewi Nawang Wulan, bidadari kahyangan. Dalam beberapa versi cerita, karakternya digambarkan berbeda, namun semua variasi ini adalah bagian dari kekayaan cerita rakyat. Persatuan mereka menghasilkan kelahiran tiga orang putri, dan warisan abadi Jaka Tarub meliputi akhlak mulia dan perbuatan bajiknya.

Baca Juga: Jaka Tarub dan Nawang Wulan

Jaka Tarub yang Agung dan Mulia merupakan simbol keutuhan dan kebenaran. Kisahnya merupakan bukti nilai-nilai moral dan tradisi masyarakat Jawa, dan ia tetap menjadi sosok yang dicintai banyak orang.

13 Oktober 2023


Lady and doves


No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection