Gagak Rimang: Turangga Perkasa Milik Haryo Penangsang
English Version: Gagak Rimang
Gagak Rimang adalah kuda Sumbawa (Sandalwood Pony) berwarna hitam yang digambarkan kuat dan lincah. Kuda ini menjadi andalan Arya Penangsang, seorang bupati Jipang Panolan (sekarang Cepu, Blora, Jawa Tengah, Indonesia). Menurut legenda, kuda ini mampu melompat menyebrangi Sungai Bengawan Solo. Ketika tuannya terbunuh, kuda ini hilang secara misterius.
Suatu hari di Jipang Panolan:
Haryo Penangsang bersiap untuk pergi berlatih dengan Gagak Rimang. Ia berbicara kepada salah satu prajurit setianya, Joyo Mangkubumi.
Haryo Penangsang: "Joyo, persiapkan Gagak Rimang. Hari ini kita akan latihan di tepi Bengawan Solo."
Joyo Mangkubumi: "Baik, Tuan. Kuda Gagak Rimang sudah siap. Apakah ada pesan khusus sebelum berangkat?"
Haryo Penangsang: "Ingat, Joyo. Gagak Rimang adalah kuda yang sangat kuat dan cepat. Jaga dia dengan baik, karena dia adalah kunci kemenangan kita."
Joyo Mangkubumi: "Saya akan menjaga Gagak Rimang seperti menjaga nyawa saya sendiri, Tuan."
Haryo Penangsang melompat ke punggung Gagak Rimang dan mereka pun berangkat menuju tepi sungai.
Pertempuran Melawan Jaka Tingkir
Ketika Haryo Penangsang menyerang Jaka Tingkir yang menjadi Raja di Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijaya, pertempuran mereka menggemparkan Pajang. Dalam banyak pertempuran, pasukan Pajang kalah oleh Jipang yang dipimpin Haryo Penangsang, terutama karena kehebatan Gagak Rimang.
Haryo Penangsang: "Dengan Gagak Rimang di pihak kita, tidak ada yang bisa mengalahkan kita!"
Pasukan Jipang: "Hidup Haryo Penangsang! Hidup Gagak Rimang!"
Taktik Sutawijaya
Menyadari bahwa kekuatan utama Haryo Penangsang adalah Gagak Rimang, Ki Ageng Pemanahan memberikan saran taktis kepada Sultan Hadiwijaya untuk mengalahkan Haryo Penangsang. Ki Ageng Pemanahan mengirimkan putranya, Sutawijaya, untuk melawan Haryo Penangsang dengan kuda betina.
Ki Ageng Pemanahan: "Sutawijaya, ingatlah taktik ini. Kuda betina akan membuat Gagak Rimang kehilangan kendali. Itulah kesempatanmu."
Sutawijaya: "Saya mengerti, Ayah. Saya akan melaksanakan rencana ini dengan baik."
Medan Laga
Di medan laga, Gagak Rimang melihat kuda betina dan menjadi birahi, sehingga sulit dikendalikan oleh Haryo Penangsang. Kesempatan ini digunakan oleh Sutawijaya untuk menjatuhkan Haryo Penangsang dari punggung Gagak Rimang.
Haryo Penangsang: "Gagak Rimang! Tenanglah!"
Sutawijaya: "Ini saatnya! Ayo serang!"
Sutawijaya berhasil menjatuhkan Haryo Penangsang dan akhirnya membunuhnya. Konon, karena keperkasaan Gagak Rimang, sampai sekarang rumput atau tumbuhan apapun tidak bisa tumbuh di tanah bekas istalnya di daerah Blora.
Pesan Moral
Simbah Kakung: "Pandai-pandailah mengelola birahi, karena barang siapa mengumbar birahi niscaya akan mendapatkan kehancuran dan kekalahan, segagah dan seperkasa apapun dia."
No comments:
Post a Comment