Legenda Danau Malawen



The Legend of Malawen Lake >> English Version

Folklor dari Kalimantan Tengah

DAHULU kala ada seorang suami dan istri yang tinggal di dekat hutan. Mereka sangat miskin. Mereka belum punya anak. Setiap hari mereka berdoa kepada Tuhan untuk memberikan mereka seorang anak. Suatu malam istri bermimpi. Seorang pria tua datang padanya dan mengatakan bahwa dia dan suaminya harus bermeditasi selama 100 hari di hutan. Istri mengatakan kepada suaminya tentang mimpinya. Mereka berharap itu adalah tanda dari Tuhan bahwa mereka akan dikaruniai seorang anak.

Kemudian mereka pergi ke hutan. Setelah menghabiskan selama 100 hari, mereka pulang ke rumah. Dan itu benar! Tidak lama setelah itu istrinya hamil. Dan sembilan bulan kemudian bayi laki-laki lahir. Mereka menamainya Kumbang Banaung.

Kumbang tumbuh sebagai seorang pemuda tampan dan kuat. Namun dia tidak patuh. Dia tidak pernah mendengarkan saran orang tuanya. Dan itu terjadi lagi ketika ia ingin berburu di hutan.

Hari sudah gelap dan orang tuanya memintanya untuk menunggu sampai pagi. Tapi Kumbang mengabaikannya. Dia bersikeras untuk pergi ke hutan untuk berburu.

Orang tuanya tidak bisa berbuat apa-apa. Ayahnya memberi Kumbang piring ajaib. Piring itu bisa membantunya dalam situasi yang sulit. Setelah ia menerima piring, Kumbang pergi ke hutan.

Hari telah gelap dan Kumbang tidak bisa melihat dengan jelas. Dan ia harus menghadapi resiko terburuk. Dia tersesat! Dia terus berjalan dan akhirnya ia menyeberangi hutan. Ia tiba di sebuah desa. Ada pesta di desa itu. Kumbang melihat seorang gadis yang sangat cantik. Dia datang padanya dan memperkenalkan diri.

Nama gadis itu adalah Intan. ayahnya adalah kepala desa. Pesta itu adalah pesta ulang tahunnya. Kumbang jatuh cinta padanya. Dan setelah pesta usai, semua orang pulang. Kumbang juga ingin pulang. Dia mencoba mengingat jalan pulang. Dia beruntung. Dia bisa kembali ke rumah. Dia tiba di pagi hari. Orang tuanya sangat khawatir. Kumbang tidak memberitahu mereka tentang pengalamannya. Ia berencana untuk mengunjungi Intan lagi. Dan setelah orang tuanya tidur, ia meninggalkan rumah.

Kumbang bertemu Intan lagi. Dia senang melihat Kumbang. Dia juga mencintainya. Mereka terus bertemu satu sama lain di malam berikutnya. Dan itu membuat warga resah.

Mereka tidak ingin melihat apa yang Kumbang dan Intan lakukan setiap malam. Penduduk desa mengatakan kepada kepala desa untuk melakukan sesuatu. Ayah Intan punya ide. Dia datang ke seorang pedagang kaya dan memintanya untuk menikahi anaknya dengan Intan. Pedagang itu setuju.

Kepala desa mengatakan kepada Intan bahwa ia akan segera menikah. Intan begitu sedih. Dia mengatakan kepada Kumbang untuk melamarnya segera. Kumbang segera memberitahu orang tuanya. Namun mereka tidak setuju. Mereka miskin dan mereka pikir itu tidak layak baginya untuk melamar seorang gadis kaya. Kumbang begitu marah. Dia meninggalkan rumah. Dan ia juga membawa piring ajaib.

Ketika ia bertemu Intan, Kumbang memintanya untuk lari. Dan sementara mereka meninggalkan desa, beberapa orang desa melihat mereka. Mereka mencoba untuk menghentikan pasangan itu. Kumbang dan Intan berlari. Mereka terus berlari dan akhirnya mereka berada di sisi sungai. Mereka harus menyeberangi sungai tapi tidak ada sampan. Kumbang kemudian ingat tentang piring ajaibnya. Dia melemparkan piring ajaib ke sungai.

Hebatnya, piring berubah mejadi besar. Dia meminta Intan untuk mennaiki piring. Mereka menggunakannya sebagai sampan. Sementara mereka menyeberangi sungai, tiba-tiba hujan turun dengan lebat. Ada badai besar dan angin yang kuat meniup mereka sehingga piring ajaib terbalik dan akhirnya mereka tenggelam.

Perlahan sungai berubah menjadi danau. Orang yang bernama danau sebagai Danau Malawen. Orang juga percaya bahwa Kumbang dan Intan berubah sebagai buaya putih. Mereka tinggal di danau. Sampai sekarang orang masih percaya bahwa buaya putih masih tinggal di sana. ***

No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection