Keberanian Samba’ Paria: Sebuah Cerita Rakyat dari Sulawesi Barat
Samba’ Paria >> English Version
Cerita Rakyat dari Sulawesi Barat
DAHULU kala di Mandar, Sulawesi Barat, hidup seorang gadis cantik bernama Samba’Paria. Dia tinggal bersama adiknya di sebuah gubuk. di hutan. Mereka berdua tinggal sendirian. Orang tua mereka telah meninggal. Samba’Paria sangat mencintai adiknya. Mereka selalu membantu satu sama lain.
Satu malam mereka makan malam. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu.
“Siapa itu?” tanya Samba’Paria.
“Kami adalah tentara dan raja. Kita tersesat di hutan. Kami berburu di sini,” kata seorang pria.
Samba’Paria lalu membuka pintu. Ada beberapa tentara dan raja! Samba’Paria sangat gugup. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia berkata-kata.
“Bolehkan kami masuk?” Tanya raja.
“Ya, boleh,” jawab Samba’Paria.
Dan ketika raja itu di dalam rumah, ia kagum dengan kecantikan Samba’Paria ini. Ia tidak pernah melihat seorang gadis cantik seperti dia. Raja jatuh cinta padanya. Namun ia memiliki rencana yang buruk. Dia ingin menculik Samba’Paria dan membawanya ke istana. Dia berpikir dan akhirnya dia punya ide.
“Aku ingin minum air dari air terjun. Dan aku ingin adik Anda untuk pergi ke air terjun dan membawa saya air,” kata raja.
Terburu-buru, adik pergi ke air terjun. Tepat setelah dia pergi, raja segera meminta tentara untuk mengambil Samba’Paria. Dia mencoba untuk melepaskan dirinya. Tapi itu sia-sia.
Para prajurit terlalu kuat. Dia tahu dia tidak bisa melarikan diri, jadi dia meraih beberapa daun dan menjatuhkannya satu per satu dalam perjalanan ke istana.
Kemudian, adik tiba di rumah. Dia begitu bingung. Tidak ada seorang pun di rumah. pintu terbuka. Dia menangis dan berteriak nama kakaknya. Tiba-tiba ia melihat beberapa daun di tanah. Dia mengikuti daun dan akhirnya ia tiba di istana.
“Kakak Samba’, kau di sana? Jika Anda berada di istana, tolong tunjukkan dirimu dari jendela,” kata adik.
Raja mendengarnya. Sebenarnya Samba’Paria terkunci di dalam ruangan dan dia tidak bisa menunjukkan dirinya karena ruangan tidak memiliki jendela apapun. Raja ingin adik untuk berpikir bahwa Samba’Paria tidak ingin melihatnya lagi. Jadi dia menempatkan kucing di jendela.
Adik terkejut melihat kucing di jendela. Dia pikir kakaknya tidak ingin melihatnya lagi. Jadi dia pulang sambil menangis.
Samba’Paria juga sedih. Raja memintanya untuk menikah dengannya. Tapi dia tidak mau. Siang dan malam ia terkunci di dalam ruangan. Dia selalu memikirkan adiknya.
Dia tahu adiknya sangat membutuhkannya. Samba’Paria berdoa kepada Tuhan. Dia meminta Tuhan untuk membantu melarikan diri dari istana. Tuhan mendengar doanya. Dalam satu malam, ia berhasil melarikan diri! Dia berlari sangat cepat dan akhirnya ia tiba di rumah.
Kedua gadis berpelukan. Mereka menangis. Kali ini mereka menangis karena mereka sangat senang. Samba’Paria tahu raja akan mengikutinya. Jadi dua gadis mengatur rencana. Dia menyiapkan beberapa cabai dan kemudian dia menggilingnya. Lalu dicampur dengan air. Dia ingin membuang air ke wajah raja.
Dan itu berhasil! Dan ketika raja tiba di rumah mereka, Samba’Paria melemparkan air ke wajah raja. Raja menjerit kesakitan. Dia jatuh dan kepalanya membentur sebuah batu besar. Dia tewas seketika. Sejak itu Samba’Paria hidup damai dengan adiknya. ***
Cerita Rakyat dari Sulawesi Barat
DAHULU kala di Mandar, Sulawesi Barat, hidup seorang gadis cantik bernama Samba’Paria. Dia tinggal bersama adiknya di sebuah gubuk. di hutan. Mereka berdua tinggal sendirian. Orang tua mereka telah meninggal. Samba’Paria sangat mencintai adiknya. Mereka selalu membantu satu sama lain.
Satu malam mereka makan malam. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu.
“Siapa itu?” tanya Samba’Paria.
“Kami adalah tentara dan raja. Kita tersesat di hutan. Kami berburu di sini,” kata seorang pria.
Samba’Paria lalu membuka pintu. Ada beberapa tentara dan raja! Samba’Paria sangat gugup. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia berkata-kata.
“Bolehkan kami masuk?” Tanya raja.
“Ya, boleh,” jawab Samba’Paria.
Dan ketika raja itu di dalam rumah, ia kagum dengan kecantikan Samba’Paria ini. Ia tidak pernah melihat seorang gadis cantik seperti dia. Raja jatuh cinta padanya. Namun ia memiliki rencana yang buruk. Dia ingin menculik Samba’Paria dan membawanya ke istana. Dia berpikir dan akhirnya dia punya ide.
“Aku ingin minum air dari air terjun. Dan aku ingin adik Anda untuk pergi ke air terjun dan membawa saya air,” kata raja.
Terburu-buru, adik pergi ke air terjun. Tepat setelah dia pergi, raja segera meminta tentara untuk mengambil Samba’Paria. Dia mencoba untuk melepaskan dirinya. Tapi itu sia-sia.
Para prajurit terlalu kuat. Dia tahu dia tidak bisa melarikan diri, jadi dia meraih beberapa daun dan menjatuhkannya satu per satu dalam perjalanan ke istana.
Kemudian, adik tiba di rumah. Dia begitu bingung. Tidak ada seorang pun di rumah. pintu terbuka. Dia menangis dan berteriak nama kakaknya. Tiba-tiba ia melihat beberapa daun di tanah. Dia mengikuti daun dan akhirnya ia tiba di istana.
“Kakak Samba’, kau di sana? Jika Anda berada di istana, tolong tunjukkan dirimu dari jendela,” kata adik.
Raja mendengarnya. Sebenarnya Samba’Paria terkunci di dalam ruangan dan dia tidak bisa menunjukkan dirinya karena ruangan tidak memiliki jendela apapun. Raja ingin adik untuk berpikir bahwa Samba’Paria tidak ingin melihatnya lagi. Jadi dia menempatkan kucing di jendela.
Adik terkejut melihat kucing di jendela. Dia pikir kakaknya tidak ingin melihatnya lagi. Jadi dia pulang sambil menangis.
Samba’Paria juga sedih. Raja memintanya untuk menikah dengannya. Tapi dia tidak mau. Siang dan malam ia terkunci di dalam ruangan. Dia selalu memikirkan adiknya.
Dia tahu adiknya sangat membutuhkannya. Samba’Paria berdoa kepada Tuhan. Dia meminta Tuhan untuk membantu melarikan diri dari istana. Tuhan mendengar doanya. Dalam satu malam, ia berhasil melarikan diri! Dia berlari sangat cepat dan akhirnya ia tiba di rumah.
Kedua gadis berpelukan. Mereka menangis. Kali ini mereka menangis karena mereka sangat senang. Samba’Paria tahu raja akan mengikutinya. Jadi dua gadis mengatur rencana. Dia menyiapkan beberapa cabai dan kemudian dia menggilingnya. Lalu dicampur dengan air. Dia ingin membuang air ke wajah raja.
Dan itu berhasil! Dan ketika raja tiba di rumah mereka, Samba’Paria melemparkan air ke wajah raja. Raja menjerit kesakitan. Dia jatuh dan kepalanya membentur sebuah batu besar. Dia tewas seketika. Sejak itu Samba’Paria hidup damai dengan adiknya. ***
Pesan Moral: Pentingnya Keluarga, Keberanian, dan Kecerdikan.
Berikut adalah poin-poin utama yang menyampaikan pesan moral tersebut:
1. Ikatan Keluarga dan Kesetiaan: Ikatan yang kuat dan kasih sayang antara Samba’ Paria dan adiknya menyoroti pentingnya dukungan dan kesetiaan keluarga. Mereka sangat peduli satu sama lain dan rela melakukan apa saja untuk melindungi satu sama lain.
2. Keberanian dan Tekad: Samba’ Paria menunjukkan keberanian dan tekad yang luar biasa. Meskipun diculik oleh raja, dia tetap teguh dan mencari cara untuk melarikan diri dan bersatu kembali dengan adiknya.
3. Kecerdikan dan Kepandaian: Kecerdikan Samba’ Paria terlihat ketika dia meninggalkan jejak daun untuk membimbing adiknya ke istana dan kemudian memasang perangkap untuk melindungi dirinya dan adiknya dari raja. Pemikiran cepat dan kecerdasannya membantu mereka mengatasi bahaya yang ditimbulkan oleh raja.
4. Keadilan dan Konsekuensi: Cerita ini juga menyampaikan pelajaran tentang keadilan. Niat buruk dan tindakan salah raja akhirnya membawa pada kehancurannya, menekankan bahwa perbuatan jahat memiliki konsekuensi.
Secara keseluruhan, kisah ini mengajarkan bahwa ikatan keluarga yang kuat, keberanian dalam menghadapi kesulitan, dan pemecahan masalah yang cerdas dapat membantu mengatasi tantangan dan membawa pada kehidupan yang damai.
No comments:
Post a Comment