Legenda Telaga Pasir


The Legend of Telaga Pasir >> The Legend of Telaga Pasir

Cerita rakyat dari Jawa Timur

DAHULU kala, hiduplah pasangan suami istri di hutan Gunung Lawu, Jawa Timur. Ia Kyai Pasir dan istrinya Nyai Pasir. Mereka hidup damai. Kyai Pasir adalah petani. Dia bekerja di ladang. Nyai Pasir hanya tinggal di rumah. Setiap hari dia membersihkan rumah dan memasak untuk mereka.

Itu pagi yang indah, Kyai Pasir meninggalkan rumah dan pergi ke ladangnya. Sementara ia berjalan, ia menemukan sesuatu.

Dia melihatnya dengan hati-hati, "Apakah ini? Telur? Tapi apa jenis telur ini? Ini sangat besar."

Kyai Pasir meletakkan telur kembali ke tanah. Dia terus berjalan. Di rumah, Kyai Pasir menceritakan istrinya tentang telur tersebut.

"Kenapa kau tidak membawa telur di rumah?" tanya Nyai Pasir.

"Ia sangat besar. Saya merasa benar-benar aneh tentang telur," jelas Kyai Pasir.

"Jika telur benar-benar besar, maka kami berdua bisa makan. Tolong bawa pulang telur itu, Kyai," tanya Nyai Pasir.

Pada hari-hari berikutnya, Kyai Pasir pergi ke lapangan seperti biasa. Ia berencana untuk membawa pulang telur seperti yang diminta istrinya.

Kyai Pasir berjalan dengan hati-hati. dia tidak ingin tersandung telur untuk kedua kalinya. Dia melihat sekeliling. Akhirnya dia menemukan telur. Dengan hati-hati ia membawa pulang telur.

"Nyai, ini adalah telur saya katakan."

"Anda benar, Kyai. Telur besar. Aku ingin tahu hewan apa yang memiliki telur ini."

Nyai Pasit tidak menunggu lama untuk merebus telur. Dan setelah itu, mereka berdua makan telur.

Mereka berdua merasa sangat kenyang. Dan itu membuat mereka sangat mengantuk. Tidak lama setelah itu mereka tertidur. Di pagi hari Kyai dan Nyai Pasir bangun seperti biasa. Kyai Pasir akan mandi kemudian ia pergi ke ladang.

Dalam perjalanan ke ladang, ia merasa tubuhnya sangat tidak nyaman. Dia merasa tubuhnya gatal. Dia menggaruk tubuhnya. Tiba-tiba ia merasa tenggorokannya begitu panas. Dia sangat membutuhkan air. Dia menjerit kesakitan.

Dia begitu terkejut! ia melihat kulitnya berubah menjadi sisik. Sama seperti sisik reptil. Dia menyentuh kepalanya. Dia merasa ada sesuatu yang tumbuh di kepalanya. Dia benar-benar terkejut. Sebuah tanduk tumbuh. Dan dia juga memiliki ekor. Tubuhnya perlahan semakin besar. Dia berubah menjadi naga!

Sementara itu, di rumah Nyai Pasir juga merasakan hal yang sama. Dia begitu panik. Dia berteriak-teriak. Dia berlari ke ladang. Dia ingin mencari suaminya. Ketika dia tiba di lapangan, ia melihat seekor naga menggerakkan tubuhnya di tanah.

Perlahan Nyai Pasir juga berubah menjadi naga. Kedua naga mencoba untuk berjalan tapi mereka terlalu lemah untuk melakukan itu. Mereka hanya bisa menggerakkan tubuh mereka di atas tanah. Mereka meminindahkan tubuh mereka begitu berat dan membuat lubang yang sangat besar. Lubang itu menjadi lebih dalam dan dalam. Segera air keluar dari lubang. Air keluar sangat banyak. Dan menghasilkan sebuah danau. Sejak itu, orang memberinya nama danau sebagai Telaga Pasir. ***

Telaga Pasir atau Telaga Sarangan

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection