Search This Blog

Anak Sapi dan Buaya

Anak Sapi dan Buaya: Pelajaran tentang Kepercayaan dan Kehati-hatian

The Calf and the Crocodile >> English Version

Cerita Rakyat dari Kalimantan Tengah







Suatu pagi yang cerah, seekor anak sapi yang ceria ingin menjelajahi dunia di luar rumahnya.

"Ibu, bolehkah aku bermain di luar?" tanyanya dengan penuh semangat.

Ibunya mengangguk tetapi memberinya peringatan tegas.
"Baik, tapi jangan bermain di dekat sungai. Di sana ada seekor buaya, dan jika ia lapar, ia akan memakanmu."

Anak sapi mengangguk dan berlari keluar, senang bisa bermain. Ia begitu asyik hingga tak menyadari bahwa ia telah mendekati tepian sungai.

Tiba-tiba, ia mendengar suara rintihan meminta tolong. Ia melihat seekor buaya yang terjebak di bawah batang pohon yang besar. Buaya itu tampak kesakitan dan tak bisa bergerak.

"Tolong aku," pinta buaya. "Batang pohon ini menindihku! Aku tidak bisa bernapas. Tolonglah aku!"

Anak sapi ragu. Ia teringat peringatan ibunya. Tapi buaya itu tampak sangat kesulitan, dan anak sapi merasa kasihan.

"Baiklah, aku akan membantumu," kata anak sapi sambil menggunakan seluruh kekuatannya untuk mendorong batang pohon itu.

Buaya menghela napas lega saat akhirnya ia bisa bergerak bebas. Tapi sebelum anak sapi bisa menjauh, buaya langsung menggigit kakinya dengan rahang kuatnya!

"Hei! Apa yang kau lakukan, Tuan Buaya?" seru anak sapi kaget.

"Terima kasih sudah menolongku," kata buaya dengan licik, "tapi sekarang, kau harus membantuku lagi—dengan menjadi makan siangku! Aku sangat lapar."

Anak sapi berusaha melepaskan diri, tetapi cengkeraman buaya terlalu kuat. Jantungnya berdebar kencang. Sekarang ia menyadari bahwa ibunya benar.

Tiba-tiba, seekor monyet yang sedang berayun di pohon melihat kejadian itu dan berhenti.

"Apa yang terjadi di sini?" tanya monyet.

"Buaya ini menipuku!" kata anak sapi hampir menangis. "Aku sudah menolongnya, tetapi sekarang ia ingin memakanku!"

Monyet menggaruk kepalanya dan melihat ke arah buaya. "Apa itu benar?"

"Yah," jawab buaya, "memang dia membantuku. Tapi aku lapar, dan aku tidak pernah berjanji untuk tidak memakannya."

"Hmm…" Monyet mengetuk dagunya. "Aku tidak melihat kejadiannya. Bisa kalian tunjukkan bagaimana anak sapi ini membantumu?"

Buaya berkedip. "Maksudmu apa?"

"Yah, aku tidak bisa menilai apakah kau benar atau salah kalau aku tidak melihat sendiri kejadiannya," jelas monyet. "Kembalilah ke posisi semula di bawah batang pohon, dan kita ulangi semuanya dari awal."

Buaya berpikir dirinya cerdik dan setuju. "Baik. Letakkan batang pohon itu kembali di atasku."

Begitu anak sapi dan monyet menggulingkan batang pohon ke tubuh buaya, monyet berbisik, "Sekarang, LARI!"

Tanpa ragu, anak sapi langsung berlari secepat yang ia bisa, meninggalkan buaya yang kembali terjebak.

"Terima kasih, Tuan Monyet! Kau sangat cerdik!" seru anak sapi saat ia berlari pulang, berjanji untuk selalu mendengarkan nasihat ibunya.

Sementara itu, buaya meraung frustrasi, menyadari kebodohannya.

Dan begitulah, anak sapi belajar pelajaran berharga tentang kepercayaan, kehati-hatian, dan kebijaksanaan dari mereka yang peduli padanya.







Pesan Moral:

🌿 Selalu dengarkan nasihat dari mereka yang peduli padamu.
🐊 Tidak semua orang yang meminta bantuan memiliki niat baik.
🐵 Kecerdikan dan akal bisa mengalahkan kekuatan dan tipu daya.











Anak Sapi Bali








Ayo Baca Cerita yang Lain!


No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection