Folklor dari Sumatera Barat
APAKAH kamu tahu mengapa atap rumah di Sumatera Barat memiliki bentuk tanduk kerbau? Berikut ceritanya. Dahulu kala ada kerajaan di Sumatera Barat. Orang-orang bekerja sebagai petani. Kehidupan mereka penuh kebahagiaan. Tanahnya subur dan cuaca selalu indah. Orang-orang juga memiliki seorang raja yang bijaksana. Dia selalu melindungi rakyatnya.
Namun, segera kehidupan mereka terganggu. Majapahit, sebuah kerajaan dari Jawa akan menyerang mereka. Orang-orang yang begitu takut. Mereka begitu gelisah. Mereka pergi ke raja untuk berbicara tentang hal itu. Raja mencoba untuk menenangkan mereka.
"Jangan khawatir, saudara-saya. Saya tahu Majapahit memiliki banyak tentara. Mereka juga hebat dalam perang. Jika kita melawan mereka, mungkin kita kalah. Tapi aku punya ide untuk mengalahkan mereka," kata raja.
Kemudian ia melanjutkan. "Kita bisa menantang mereka untuk pertarungan kerbau. Jika kerbau mereka mati, kita menang. Tapi jika kerbau kita mati, mereka menang."
"Kita harus memastikan kerbau kita lah yang akan menang, Yang Mulia. Bagaimana caranya?" tanya seseorang. Raja tersenyum.
Ia melanjutkan, "Kita hanya perlu menemukan anak kerbau yang kuat."
Raja kemudian memerintahkan rakyatnya untuk memberinya anak kerbau terkuat. Setelah itu, anak kerbau yang kuat dipisahkan dari ibunya. Mereka tidak memberikan makanan kepada bayi kerbau selama beberapa hari. Anak kerbau itu sangat lapar! Anak kerbau menangis dan menangis. Dia meminta makanan.
Lalu raja mengambil dua pisau tajam dan menempatkannya ke tanduk anak kerbau. Sekarang sudah waktunya untuk adu kerbau. Semua orang berkumpul di lapangan. Tentara Majapahit merilis kerbau besar dan liar keluar dari kandangnya. Semua orang terkejut dengan ukuran kerbau.
Kemudian, Sumatera Barat dirilis anak kerbaumereka. Para prajurit Majapahit tertawa.
"Ha ha ha. Ini sangat kecil. Bagaimana Kau bisa menang?"
Mereka tidak tahu bahwa anak kerbau yang lapar memiliki dua pisau tajam pada kepalanya. Anak kerbau berlari cepat menuju kerbau besar dan langsung ke bawah perut kerbau besar itu untuk mencari air susu.
Pisau di kepala anak kerbau menusuk perut kerbau besar. Kerbau besar jatuh ke tanah dan mati.
"Hore! Kita menang, kita menang, kita menang!" Orang-orang dari Sumatera Barat bersorak.
Kemudian, raja mengubah nama kerajaan ke Minangkabau. Ini berarti "menang kerbau." Itulah mengapa atap rumah-rumah di Sumatera Barat yang mirip dengan bentuk tanduk kerbau dan hiasan kepala tradisional perempuan Sumatera Barat juga seperti tanduk kerbau. ***
Jam Gadang |
No comments:
Post a Comment