Search This Blog

Legenda Gunung Arjuna

Keinginan yang Berlebihan: Legenda Gunung Arjuna



The Legend of Mount Arjuna >> English Version

Cerita rakyat dari Jawa Timur


Pandawa adalah lima orang bersaudara yang memiliki kekuatan supranatural. Mereka Yudistira, Bima, Arjuna, dan si kembar Nakula dan Sadewa.

Dibandingkan dengan  saudara-saudaranya, Arjuna memiliki kekuatan yang paling supranatural. Dia mendapat kekuasaannya dengan bermeditasi. Dia bisa meminta para dewa untuk memberinya kekuatan supranatural.

Arjuna ingin memiliki kekuatan lebih besar. Ia berencana untuk merenungkan puncak gunung. Dia menaiki satu gunung besar dan mulai bermeditasi di puncak gunung.

Arjuna berkonsentrasi penuh. Dia tidak mau terganggu oleh sekitarnya. Hebatnya sementara ia sedang bermeditasi, gunung itu perlahan-lahan semakin besar dan lebih tinggi.

gunung begitu tinggi sehingga akhirnya menyentuh langit. Itu adalah rumah para dewa. hit membuat langit bergetar. Para dewa dan dewi gelisah. Mereka berbicara dengan Batara Guru, dewa segala dewa.

"Kita harus menghentikan Arjuna. Jika dia terus bermeditasi, gunung akan menjadi lebih besar dan lebih tinggi. Ini akan menghancurkan langit!" kata salah satu dewa.

Batara guru paham. Dia meminta Batara Narada untuk memenuhi Arjuna.

"Katakan padanya untuk berhenti bermeditasi. Ini berbahaya bagi langit," tanya Batara Guru.

Batara Narada meninggalkan surga dan terbang ke gunung. Hanya dalam beberapa saat, dia sudah melihat Arjuna.

Dia berkata, "Tolong berhenti bermeditasi. Gunung akan menghancurkan langit."

Namun Arjuna tidak menanggapi. Dia sudah bersikeras, dia tidak akan berhenti bermeditasi sampai para dewa memberinya lebih banyak kekuatan supranatural.

Batara Narada menyerah. Dia tidak bisa membuat Arjuna berhenti bermeditasi. Ia terbang kembali ke langit.

Batara Guru kemudian meminta para malaikat yang cantik. mereka terbang ke gunung dan mencoba untuk menghentikan Ariuna. Salah satu malaikat tertawa, salah satu menggelitiknya, dan malaikat lain mencoba untuk membuat banyak suara. Sekali lagi, para malaikat gagal untuk menghentikannya.

Kemudian, Batara Guru mengirimkan beberapa jin. Mereka terbang ke gunung. Mereka mencoba untuk menakut-nakuti Arjuna. Namun, mereka gagal!

Akhirnya, Batara Guru meminta Batara Semar untuk meminta  Arjuna bermeditasi. Meskipun Semar adalah dewa, tapi dia tinggal di bumi. tugasnya mengurus Pandawa.

Batara Semar kemudian meminta Batara Togog untuk membantunya. Kemudian mereka bermeditasi. tubuh mereka menjadi sangat besar. Mereka memotong gunung tempat Arjuna sedang bermeditasi menjadi dua bagian besar. Mereka kemudian melemparkan satu bagian ke daerah lain.

Suara gunung memukul tanah sangat berat. up Ariuna terbangun dari meditasi nya. Suara berat terganggu konsentrasinya.

Ketika Arjuna membuka matanya, Batara Semar dan Batara Togog segera datang ke Arjuna.

"Tolong berhenti meditasi Anda," kata Batara Togog.

"Tapi aku ingin memiliki kekuatan lebih," kata Arjuna.

"Anda sudah memiliki banyak kekuasaan. Apa lagi yang Anda inginkan? Jika Anda terus meditasi Anda, gunung akan menghancurkan langit!" kata Batara Semar.

Arjuna kemudian menyadari betapa berbahayanya itu. Dia juga menyadari bahwa ia harus bersyukur dengan kekuatan dia dan tidak meminta lebih banyak kekuatan. Kemudian, Arjuna meninggalkan gunung dan pulang ke rumah.

Sejak itu, orang memberi nama gunung sebagai Gunung Arjuna sedangkan bagian lain dari gunung yang dilemparkan oleh Batara Semar dan Batara Togog bernama Gunung Wukir. ***



Bersyukur dan Moderasi: Pelajaran dari Gunung Arjuna

Pesan moral dari cerita ini adalah tentang pentingnya bersyukur dengan apa yang kita miliki dan memahami batas dari ambisi kita. Arjuna digambarkan sebagai sosok yang serakah dan terus-menerus ingin mendapatkan lebih banyak kekuatan. Namun, keinginannya yang tidak terbatas hampir menyebabkan bencana bagi alam semesta. Ketika akhirnya dihadapkan dengan konsekuensi dari ambisinya yang berlebihan, Arjuna menyadari pentingnya bersyukur dengan apa yang sudah dimilikinya dan menghormati batas-batas yang ada.




No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection