Legenda Tari Ponorogo

Legenda Tarian Ponorogo: Perjalanan Dewi Sanggalangit dalam Menemukan Cinta dan Kebijaksanaan


English Version >> The Legend of Ponorogo Dance

Cerita Rakyat Dari Jawa Timur


Dulu, ada sebuah kerajaan di Kediri, Jawa Timur. Raja memiliki seorang putri yang cantik. Namanya Putri Dewi Sanggalangit. Dia tidak hanya cantik, tapi juga memiliki kepribadian yang baik. Dia suka membantu orang dan dia tidak pernah memperlakukan orang secara berbeda.

Putri Dewi Sanggalangit masih perawan. Meski banyak pria muda yang datang untuk melamarnya untuk menjadi istri mereka, sang putri masih belum mau menikah. Hal itu membuat sang raja gelisah.

"Putriku, tunggu apa lagi? Sudah cukup umur untuk menikah."

"Saya mengerti, Ayah. Saya akan berdoa kepada tuhan untuk memberi saya tuntunan," kata sang putri.

Putri Dewi Sanggalangit tak mau memilih suami yang salah. Oleh karena itu, ia bermeditasi, meminta Tuhan untuk memberi petunjuk bagaimana memilih suami yang tepat.

Sementara saat meditasi, sang putri mendapatkan jawaban berupa visi. Terlihat bahwa di pesta pernikahannya, orang senang menonton tarian. Itu bukan tarian umum yang pernah dia lihat sebelumnya.

Para penari menari mengikuti melodi harmonis dari Gamelan, yaitu alat tradisional musik di Jawa. Ada juga kuda-kuda yang berbaris, mereka mengikuti pengantin wanita dan mempelai laki-laki. Dan daya tarik yang paling menarik adalah penampilan seekor binatang berkepala dua!

Sang putri memberi tahu raja tentang visinya saat meditasi. Raja kemudian membuat pengumuman. Dia mengatakan bahwa setiap pria bisa mewujudkan keinginan putrinya, bisa menikahinya.

Satu demi satu, mereka menyerah. Mereka mengatakan sangat sulit untuk mengadakan tarian, terutama dengan menampilkan seekor binatang berkepala dua. Namun, ada dua orang pria yang masih ingin melanjutkan. Mereka adalah Raja Singabarong dari Kerajaan Lodaya dan Raja Kelanaswandana dari Kerajaan Bandarangin.

Raja Singabarong adalah raja yang kejam. Dia akan menyakiti siapa saja yang tidak mematuhinya. Raja Singabarong sangat aneh. Dia adalah manusia tapi dia memiliki kepala singa. Dia pria yang sangat tinggi dan besar. Kepalanya telah berbulu seperti kepala singa. Ada banyak kutu di kepalanya, karena itu ia menyimpan seekor merak. Dia selalu membawa meraknya bersamanya. Dan setiap kali dia merasa gatal, dia meminta burungnya untuk mematuk dan menggigit kutu.

Sementara itu, Raja Kelanaswandana adalah pria tampan. Dia bijak dan baik hati terhadap bangsanya. Raja memiliki kekuatan supernatural yang hebat. Dia masih lajang. Dan dia sangat mencintai Putri Dewi Sanggalangit. Dia yakin bisa menari untuknya.

Kedua raja berusaha sangat keras untuk dalam persaingan itu. Untuk mengantisipasi saingannya, Raja Singabarong mengirim tentaranya untuk memata-matai Raja Kelanaswandanana:

Laporan dari tentaranya mengejutkan Raja Singabarong. Dia mengatakan bahwa Raja Kelanaswandana sudah memiliki 140 kuda kembar.

Raja Singabarong kesal! Dia berencana menyerang Raja Kelanaswandana dan mencuri kudanya. Segera Raja Singabarong dan tentaranya tiba di Kerajaan Bandarangin. Akhirnya kedua raja saling berhadapan.

Sementara mereka bertengkar, tiba-tiba Raja Singabarong merasa sangat gatal di kepalanya. Dia tidak tahan lagi. Dia meminta burung merak itu untuk menangkup kepala singa berbulu itu. Raja Kelanaswandana tidak menyia-nyiakan kesempatan besar. Dengan kekuatan supranaturalnya, dia menyerang Raja Singabarong.

Hebatnya, Raja Singabarong berubah menjadi binatang yang sangat aneh. Meraknya bergabung dengan kepalanya. Raja Singabarong telah berubah menjadi binatang berkepala dua! Raja Kelanaswandana langsung membawa hewan berkepala dua dan melakukan tarian.

Putri Dewi Sanggalangit kagum dan seperti yang dijanjikan ia setuju menikahi Raja Kelanaswandana. Dan dia dibawa ke Wengker di Kerajaan Bandarangin. Wengker adalah nama lain Ponorogo. Sejak itu orang menamai tarian tersebut sebagai tarian Ponorogo. ***











Pesan Moral

Pesan moral dari cerita ini adalah bahwa kesabaran, kebijaksanaan, dan keadilan akan selalu membuahkan hasil yang baik. Putri Dewi Sanggalangit tidak terburu-buru dalam memilih suami, melainkan meminta petunjuk dari para dewa. Dengan ketenangan dan kebijaksanaannya, dia menemukan pasangan yang tepat, yaitu Raja Kelanaswandana, yang juga seorang raja bijaksana dan berkuasa. Sebaliknya, Raja Singabarong, yang kejam dan serakah, akhirnya mendapatkan hukuman karena keserakahannya. Cerita ini mengajarkan pentingnya kesabaran, kerendahan hati, dan bertindak dengan kebaikan.







No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection