I Belog Pengangon Bebek

Anak Bebek Kotor: Kejujuran yang Menghantarkan Kebaikan

English Version: I Belog Pengangon Bebek

Folklor dari Bali

Pan Meri, seorang pengembala bebek, memiliki banyak anak bebek yang disebut "meri" dalam bahasa Bali. Namun, musibah menimpanya saat dua ratus anak bebeknya mati karena penyakit. Hanya satu anak bebek yang tersisa, kurus dan kotor, yang diurusnya dengan penuh kasih.

Setiap hari, Pan Meri merawat anak bebeknya, mencucinya di sungai, dan memberinya makan. Anak bebek itu rajin menemani Pan Meri saat bekerja di ladang, dengan suara "kw...kw...kw...". Meski kurus dan kotor, anak bebek itu sangat berarti bagi Pan Meri.

Namun suatu hari, saat dipanggil oleh Pan Meri, anak bebek itu tidak datang. Pan Meri cemas dan mencarinya ke mana-mana hingga menjelang petang. Sampai di ujung sungai, di bawah pohon asam yang angker, dia bertemu dengan sosok besar hitam yang menakutkan. Sosok itu terlihat supernatural, dengan mata besar yang menatap tajam dan bulu-bulu yang mengesankan. perilakunya yang misterius menambah kesan ketakutan pada pertemuan itu.

Sosok itu menawarkan untuk membantu menemukan anak bebeknya yang hilang. Dengan rasa takut, Pan Meri setuju. Namun, setiap anak bebek yang dikeluarkan sosok hitam itu tidaklah miliknya. Akhirnya, sosok itu memberikan dua anak bebek yang sehat dan bersih.

Pan Meri tetap jujur bahwa itu bukan anak bebeknya. Karena kejujuran dan ketulusannya, sosok itu memberikan satu anak bebek lagi. Dan dengan penuh kebahagiaan, Pan Meri membawa pulang tiga ekor anak bebek.

Anak bebek tersebut berkembang pesat. Pan Meri menjadi kaya dari hasil penjualan anak bebek tersebut. Ini menunjukkan bahwa perilaku baik, kejujuran, dan ketulusan membawa berkah dan kebahagiaan yang berlimpah.

Pesan Moral: Kebaikan dan Kehormatan dalam Kejujuran

Pesan moral dari kisah ini mengilustrasikan pentingnya sikap jujur, kebaikan, dan kehormatan dalam menjalani kehidupan.

Menggemaskan di Bali: Petualangan Pemuda dan Bebek