Search This Blog

Legenda Putri Solo

Putri Solo dan Jejak Cinta di Tanah Cilacap

English Version: The Legend of Putri Solo

Pada zaman dahulu, di kerajaan Kasunanan Surakarta, hiduplah seorang putri jelita bernama Rara Sekar. Ia terkenal karena kelembutan hatinya dan kecantikannya yang memesona. Namun, di balik senyumannya yang anggun, ia menyimpan kegelisahan.

Setiap hari, Putri Rara Sekar duduk di balkon istana, memandangi hamparan hutan dan sawah yang luas. Hatinya merindukan kebebasan, jauh dari dinding-dinding megah istana yang terasa seperti kurungan.

Suatu hari, sang Raja memanggilnya. "Anakku, sudah saatnya kau menikah. Aku telah memilihkan seorang pangeran dari kerajaan seberang untukmu."

Putri Rara Sekar terkejut. "Ayahanda, bolehkah aku memilih sendiri siapa yang akan kucintai?"

Sang Raja menggeleng. "Pernikahan ini demi kerajaan kita. Kau harus patuh."

Malam itu, Putri Rara Sekar duduk termenung. Hatinya tak bisa menerima pernikahan tanpa cinta. Ia teringat seorang pemuda bernama Bekel Alas Tua, seorang pemimpin desa yang bijaksana dan gagah berani. Mereka pernah bertemu di pasar, dan sejak saat itu, hati sang putri selalu mengingatnya.

Dengan tekad bulat, ia memutuskan meninggalkan istana. Ditemani seorang pelayan setia, ia menyelinap keluar di tengah malam, menunggang kuda menuju hutan lebat.

Namun, perjalanan mereka tidak mudah. Mereka harus melewati sungai deras, menghindari prajurit kerajaan yang dikirim untuk mencarinya, dan bertahan dari malam-malam dingin di tengah hutan.

Setelah berhari-hari perjalanan, akhirnya mereka tiba di desa tempat Bekel Alas Tua tinggal. Putri Rara Sekar melangkah maju dengan hati berdebar. "Bekel Alas Tua, aku datang kepadamu. Aku memilih hidup di sini, bersamamu, daripada tinggal di istana tanpa cinta."






Bekel Alas Tua tertegun. "Putri, keputusanmu tidak mudah. Kau meninggalkan segalanya untuk hidup sederhana di sini. Apa kau yakin?"

Putri Rara Sekar mengangguk. "Bagiku, cinta dan kebebasan lebih berharga daripada kemewahan istana."

Namun, kebahagiaan mereka tak berlangsung lama. Prajurit kerajaan menemukan mereka, membawa pesan dari sang Raja. "Jika kau kembali, ayahandamu akan mengampuni dan menerimamu kembali. Jika tidak, kau akan dianggap sebagai pengkhianat."

Putri Rara Sekar menatap Bekel Alas Tua dengan mata berkaca-kaca. Ia tahu keputusannya akan mengubah segalanya.

Apa yang akan dipilih Putri Rara Sekar? Kembali ke istana atau bertahan demi cintanya?

Legenda ini terus hidup di hati masyarakat, diiringi petilasan dan jejaknya yang tersebar di daerah Cilacap. Hingga kini, orang-orang masih mengenang Putri Solo, seorang putri yang memilih cinta dan kebebasan di atas segalanya.




No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection