Kol Kecil Berisi Kejutan: Sejarah, Filosofi, dan Keberagaman Kue Sus
English version: Kue Sus (Choux Pastry)
Kue sus, atau dikenal sebagai choux pastry dalam dunia kuliner Prancis, memiliki sejarah panjang yang bermula pada abad ke-16. Awalnya diperkenalkan oleh kepala koki Catherine de Medici, Pantarelli, resep kue ini dibawa dari Italia ke Prancis ketika Catherine menikah dengan Raja Henry II. Seiring waktu, para koki menyempurnakan teknik pembuatannya, menghasilkan tekstur yang ringan dan berongga serta berbagai variasi isian, seperti krim kocok, vla custard, bahkan versi gurih. Nama "choux" dalam bahasa Prancis berarti "kol," karena bentuknya yang menyerupai sayuran tersebut.
Meskipun berasal dari Prancis, kue sus telah berkembang di Indonesia dan menjadi bagian dari hidangan penutup yang sangat populer. Kue ini sering disajikan dalam berbagai acara spesial, seperti pernikahan, ulang tahun, atau perayaan keluarga. Di Indonesia, isian kue sus tidak hanya terbatas pada custard atau krim kocok, tetapi juga mengalami inovasi dengan rasa khas Nusantara, seperti durian, pandan, atau cokelat. Beberapa kreasi bahkan menampilkan dekorasi unik dan menarik, mencerminkan kreativitas para pembuat kue di Indonesia. Baik dinikmati sebagai camilan sederhana maupun hidangan penutup yang elegan, kue sus tetap menjadi simbol perpaduan kuliner antara tradisi Eropa dan keunikan rasa Indonesia.
Secara filosofis, kue sus menggambarkan sesuatu yang tampak kosong atau ringan dari luar, namun penuh dengan kebaikan atau potensi di dalamnya. Ini bisa menjadi simbol bahwa seseorang atau sesuatu tidak selalu tampak sekuat atau bermakna dari luar, namun dalam kedalaman atau keberadaannya terdapat sesuatu yang jauh lebih berharga.
Dalam bahasa Prancis, kue sus disebut choux à la crème, yang memiliki bentuk bundar menyerupai kol. Nama choux sendiri berarti kol dalam bahasa Prancis, yang merujuk pada bentuk kue ini yang menyerupai sayuran tersebut.
Pada awalnya, kue sus hanya berupa kulit berongga tanpa isian, namun seiring waktu, sekitar dua abad kemudian, isian seperti krim kocok, pastry cream, es krim, atau custard mulai ditambahkan untuk meningkatkan cita rasanya. Adonan kue sus dibuat dari campuran air, mentega, dan tepung terigu yang dimasak hingga membentuk adonan kental. Telur ditambahkan satu per satu, dan adonan terus diaduk hingga tidak lengket di panci. Proses pemanggangan dengan suhu tinggi membuat adonan mengembang, membentuk rongga di dalamnya, dan menghasilkan tekstur yang ringan dan berongga.
Walaupun berasal dari Prancis, kue sus telah menjadi bagian penting dalam kuliner Indonesia. Kue ini dapat ditemukan di toko roti, pasar tradisional, hingga restoran mewah di Indonesia. Variasinya pun beragam, mulai dari isian vla, custard, hingga daging, sesuai dengan selera masyarakat setempat.
Dengan memahami sejarah dan proses pembuatan kue sus, kita dapat lebih mengapresiasi keunikan serta keberagaman kuliner yang ada di Indonesia.
No comments:
Post a Comment