Legenda Gunung Bangkai

The Legend of Gunung Bangkai >> English Version

Cerita Rakyat dari Kalimantan Selatan

Ada seorang wanita yang tinggal di dekat hutan. Dia tinggal bersama anaknya. Suaminya meninggal bertahun-tahun yang lalu. Nama anaknya adalah Andung. Dia selalu membantu ibunya.

Andung berada di hutan untuk mengumpulkan kayu bakar. Saat dia berjalan pulang, dia mendengar seseorang meminta bantuan. Andung melihat sekeliling dan dia melihat seorang pria tua terluka. Andung segera membantunya. Orang tua itu sangat bersyukur. Dia memberi Andung hadiah.

"Saya ingin Anda memiliki kalung ini, Anda telah membantu saya dan inilah rasa terima kasih saya kepada Anda, kalung ini sangat bagus, bisa menyembuhkan semua penyakit," kata orang tua itu.

Andung benar-benar bahagia. Kalung terlihat sangat indah. Dan saat dia tiba di rumah, dia memberikannya kepada ibunya. Dia sangat senang menerima kalung itu.

Andung ingin memiliki kehidupan yang lebih baik. Dia ingin meninggalkan rumahnya dan memiliki pekerjaan yang lebih baik. Dia menceritakan rencananya pada ibunya. Awalnya dia tidak setuju. Namun, Andung bersikeras dengan rencananya dan ibunya tidak bisa menahannya lagi.

"Sebelum pergi, tolong kenakan kalung ini, kuharap kau akan selalu mengingatku."

Andung menjalani perjalanannya dan akhirnya dia tiba di sebuah kerajaan. Saat sampai, dia melihat seorang wanita tua menderita penyakit kulit. Andung benar-benar merasa kasihan.

Dia kemudian teringat pesan dari orang tua yang memberinya kalung itu. Ia mencoba menyembuhkan wanita tua itu. Dia memasukkan kalung itu ke dalam segelas air. Dia meminta wanita tua itu untuk minum air. Hebatnya lagi, wanita tua itu sudah sembuh. Dia mengatakan kepada semua orang bahwa Andung menyembuhkannya.

Berita itu menyebar sangat cepat. Banyak orang sakit datang ke Andung. Mereka semua disembuhkan. Dan kabar tentang Andung didengar oleh raja.

Sang putri sakit. Raja sudah meminta banyak tabib untuk menyembuhkannya. Tapi tidak ada yang berhasil. Raja meminta Andung untuk menyembuhkan putrinya.

Andung juga sedih melihat sang putri. Dia begitu cantik, dan sayangnya dia tidak bisa meninggalkan kamarnya. Dia sangat lemah. Ia terpaksa tinggal di kamar karena penyakit yang dideritanya.

Andung memasukkan kalung itu ke dalam gelas air. Dia meminta sang putri untuk minum air. Dan hal luar biasa terjadi, dia sembuh. Dia bisa berjalan lagi. Raja sangat senang. Dia sangat bersyukur kepada Andung. Untuk menunjukkan rasa terima kasihnya, dia meminta Andung untuk menikahi sang putri. Andung menyetujuinya. Dia kemudian tinggal di istana.

Kemudian, sang putri hamil. Dia ingin makan buah spesial. Namun, buah itu hanya ditemukan di hutan belantara. Andung kemudian meminta beberapa tentara untuk menemaninya pergi ke hutan.
Andung sangat mengenal hutan. Tak jauh dari rumahnya. Dalam perjalanan ke hutan, dia melihat ibunya. Dia sangat tua dan miskin. Ibunya sangat senang.

"Andung, saya sangat senang bertemu denganmu," kata ibunya.

Sayangnya Andung merasa malu padanya. Dia tidak mau mengakuinya sebagai ibunya.

"Siapa kamu, aku tidak kenal kamu," kata Andung.

Ibunya sangat sedih. Dia berdoa kepada Tuhan untuk menghukumnya. Andung tiba-tiba tak bisa menggerakkan tubuhnya. Dia sadar dia telah berbuat salah. Dia mencoba meminta maaf pada ibunya tapi sudah terlambat. Andung akhirnya tidak bisa menggerakkan tubuhnya sama sekali. Perlahan, dia berubah menjadi batu. Batu itu tampak seperti mayat manusia. Itu perlahan-lahan semakin besar dan besar. Batu itu kemudian berubah menjadi gunung. Orang menamainya sebagai Gunung Bangkai. ***


Penari Dayak

No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection