Kuda Sandel (Kuda Sumba)

Kuda Sumba


Kuda sandel atau Sandalwood Pony disebut juga Kuda Sumba karena sudah sejak lama dikenal di Pulau Sumba. Kuda ini merupakan jenis kuda yang berasal dari Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kuda Sumba telah menjadi bagian integral dari budaya dan kehidupan masyarakat Sumba selama berabad-abad. Kuda sumba merupakan salah satu kuda ras yang terbaik di Indonesia. Kuda ini merupakan tipe daging dan tarik ringan.

Sejarah

Sejarah Kuda Sumba atau Kuda Sandalwood dapat ditelusuri kembali ke masa lalu yang sangat kuno. Pulau Sumba, tempat asal kuda ini, telah menjadi habitat bagi kuda-kuda liar sejak ribuan tahun yang lalu. Kuda-kuda liar tersebut kemudian menjadi dasar pemuliaan untuk mengembangkan ras kuda khas Sumba yang dikenal sebagai Kuda Sandalwood atau Kuda Sumba.

Sejak zaman dahulu, masyarakat Sumba telah menggunakan Kuda Sumba untuk berbagai keperluan, termasuk sebagai alat transportasi, alat pertanian, dan juga sebagai simbol status sosial dan kekayaan. Kuda-kuda Sumba memiliki peran penting dalam upacara adat, acara pernikahan, pertunjukan budaya, dan juga dalam tradisi pacuan kuda yang terkenal di Sumba.

Kuda Sumba juga memiliki nilai ekonomi yang signifikan. Masyarakat Sumba sering kali menjual atau menukar kuda-kuda Sumba sebagai sumber penghasilan tambahan atau sebagai bentuk pertukaran sosial dan ekonomi dengan suku-suku tetangga. Kuda Sumba menjadi salah satu kekayaan budaya dan kebanggaan masyarakat Sumba.

Namun, dengan perkembangan zaman dan perubahan sosial, populasi Kuda Sumba mengalami penurunan yang signifikan. Tekanan dari perubahan lingkungan, modernisasi, dan kebutuhan masyarakat yang berubah telah mengancam keberlanjutan ras kuda ini. Untuk itu, upaya pelestarian dan pemuliaan kuda Sumba telah dilakukan oleh masyarakat setempat dan pihak-pihak terkait guna menjaga keberadaan dan keberlanjutan kuda-kuda tersebut sebagai bagian dari warisan budaya yang berharga.

Beberapa teori menghubungkan Kuda Arab sebagai salah satu cikal bakal dari kuda-kuda yang ada di Sumba dan wilayah Asia Tenggara. Kuda Arab dikenal dengan ciri-ciri fisiknya yang elegan, anggun, dan memiliki adaptasi yang baik terhadap kondisi lingkungan yang keras. Sifat-sifat ini diyakini menjadi warisan genetik yang terbawa dalam populasi kuda-kuda di Sumba.

Kuda-kuda di wilayah Asia Tenggara, termasuk Sumba, umumnya termasuk dalam kelompok ras timur. Ras timur ditandai dengan ukuran tubuh yang lebih kecil, tengkorak yang lebih rata, dan bentuk tubuh yang kompak. Hal ini berbeda dengan kuda ras Eropa dan Amerika yang cenderung memiliki tengkorak yang lebih besar dan proporsi tubuh yang berbeda.

Dari bentuk wajahnya, kuda ras timur diduga merupakan keturunan kuda Mongol. Kuda ini merupakan keturunan dari jenis Przewalski yang ditemukan pada 1879 di Asia Tengah. Penyebarannya ke wilayah Asia diperkirakan bersama dengan penyebaran agama Hindu.

Meskipun demikian, perlu diingat bahwa asal usul dan sejarah ras kuda di Sumba dan Asia Tenggara secara pasti masih menjadi subjek penelitian dan perdebatan di kalangan ahli. Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi evolusi dan perkembangan kuda-kuda di suatu wilayah, termasuk migrasi manusia, perdagangan, dan pemuliaan selektif. Oleh karena itu, memahami asal usul dan perkembangan kuda-kuda di Sumba tetap menjadi bidang penelitian yang menarik.

Kuda di Indonesia dipengaruhi iklim tropis serta lingkungan. Tinggi badannya 1,15-1,35 meter sehingga tergolong dalam jenis poni. Bentuk kepala umumnya besar dengan wajah rata, tegak, sinar mata hidup, serta daun telinga kecil. Ciri-ciri lain, bentuk leher tegak dan lebar. Tengkuk umumnya kuat, punggung lurus dan pinggul kuat. Letak ekornya tinggi dan berbentuk lonjong, dada lebar, sedang tulang rusuk berbentuk lengkung serasi.

Kakinya berotot kuat, kening dan persendiannya baik. Sedangkan bentuk kuku kecil dan berada di atas telapak yang kuat. Jika kuda ini berdiri, akan tampak sikapnya yang kurang serasi (kurang baik) karena kedua kaki bagian muka lebih berkembang apabila dibandingkan dengan kaki belakang. Sikap berdiri seperti ini terdapat pada berbagai jenis kuda di Asia Tenggara, termasuk di Sumba.

Kuda Sumba aslinya merupakan kuda poni dan kemudian diberi nama kuda Sandel atau lengkapnya kuda Sandelwood Pony. Kuda Sandel yang dikembangkan di Sumba merupakan kuda pacu asli Indonesia. Kuda Sumba merupakan hasil perkawinan silang kuda poni lokal (grading up)  dan kuda Arab. Nama "sandelwood" sendiri diambil dari nama cendana (sandalwood) yang pada masa lampau pernah menjadi komoditas unggulan dan diekspor dari Sumba dan pulau-pulau di Nusantara ke negara Asia lainnya, seperti India.

Kuda sandel memiliki postur rendah apabila dibandingkan kuda-kuda ras Australia atau Amerika. Tinggi punggung kuda 130-142 cm, banyak dipakai orang untuk kuda tarik, kuda tunggang, dan bahkan kuda pacu. Keistimewaannya terletak pada kaki dan kukunya yang kuat dan leher besar. Kuda Sumba juga memiliki daya tahan yang istimewa. Warna bulu bervariasi, ada yang hitam, putih, merah, krem, abu-abu, dan belang.

Kuda mempunyai ikatan historis dengan orang Sumba. Kuda telah menjadi bagian hidup masyarakat di pulau paling selatan Indonesia itu sejak pertengahan abad ke-18. Kuda, bagi orang Sumba, awalnya hanya digunakan sebagai alat transportasi. Namun, seiring dengan perkembangan kehidupan orang Sumba, kuda tidak hanya sebagai alat transportasi, tetapi juga dipakai sebagai mahar (belis), sebagai cendera mata untuk urusan adat, seperti perdamaian, dan untuk bawaan saat menghadiri upacara penguburan. Bahkan, kuda bagi orang Sumba dianggap sebagai kendaraan leluhur.


Kuda Sumba ciri-cirinya:

  1. Tinggi antar 110 cm-130 cm.
  2. Bentuk tubuh cukup serasi, bagian tubuhnya bagus 
  3. Tubuh bagian tengah agak pendek.
  4. Dada cukup besar dan dalam.
  5. Mata bersinar riang.
  6. Telinga agak kecil.
  7. Suri dan kumba agak tebal.
  8. Pangakal leher pendek.
  9. Kedudukan ekor tinggi.
  10. Bentuk kuku kecil.
  11. Tipe kuda penarik ringan.
  12. Kulit tipis.
  13. Langkah pendek.
  14. Tubuh bagian depan lebih besar dari belakang 
  15. Warna bermacam-macam 
  16. Temperamen cerah, riang dan bertingkah laku sabar.

Beberapa ciri-ciri umum yang dikaitkan dengan Kuda Sandel atau Kuda Sumba adalah:
  • Ukuran: Kuda Sumba umumnya memiliki ukuran kecil hingga sedang, dengan tinggi bahu berkisar antara 130-140 cm. Mereka adalah jenis kuda ponit, bukan kuda yang besar seperti kuda ras lainnya.
  • Tubuh yang kompak: Mereka memiliki tubuh yang kompak dan proporsional. Bagian punggung dan kaki biasanya pendek dan kuat.
  • Bentuk kepala: Kepala kuda Sumba memiliki bentuk yang proporsional dengan tubuh mereka. Mereka memiliki kepala yang kecil dengan ekspresi yang cerdas dan mata yang hidup.
  • Warna bulu: Kuda Sumba memiliki bulu yang beragam, termasuk warna cokelat tua, hitam, sorrel, dan abu-abu. Beberapa individu mungkin memiliki corak atau pola pada bulu mereka.
  • Sifat dan temperamen: Kuda Sumba dikenal memiliki sifat yang kuat, tahan terhadap kondisi lingkungan yang keras, dan memiliki daya tahan yang baik. Mereka juga cerdas, lincah, dan tangguh, membuat mereka cocok untuk berbagai kegiatan seperti bekerja di ladang, berkuda, atau dalam perhelatan tradisional seperti pacuan kuda dan lomba-lomba lainnya.
Ciri-ciri di atas dapat bervariasi tergantung pada individu dan faktor-faktor lingkungan. Kuda Sumba telah menjadi bagian penting dari budaya dan tradisi Sumba, dan terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat setempat.



No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection