Search This Blog

Raja Tan Talanai

King Tan Talanai >> English Version

Cerita rakyat dari Jambi


Dahulu kala ada sebuah kerajaan besar di Jambi. Raja adalah Raja Tan Talanai. Dia kuat. Dia memimpin kerajaan dengan bijak. Orang-orang sangat mencintai raja mereka dan mereka mematuhinya.

Orang mengira raja dan ratu mereka senang. Nah, mereka salah. Raja dan ratu belum memiliki anak. Raja selalu gelisah. Dia khawatir siapa yang bisa menggantikannya sebagai raja nanti.

Raja dan ratu tidak pernah berhenti berdoa. Tuhan akhirnya menjawab doa mereka. Ratu sedang hamil! Kemudian mereka memiliki bayi laki-laki kesehatan.

Raja dan ratu sangat senang. Namun, segera kebahagiaan mereka mulai berakhir Seorang penyihir mendatangi raja dan dia memberinya kabar buruk.

"Yang Mulia, anakmu akan menjadi musuhmu Dia akan membunuhmu!"

"Apa maksudmu? Bagaimana dia bisa menjadi musuhku? Aku tidak mempercayaimu! "

"Saya memiliki visi bahwa suatu hari nanti anak Anda akan membunuh Anda Percayalah, Yang Mulia Visi saya selalu benar kan?" Kata penyihir Sayangnya raja percaya pada penyihir itu. Itu karena penglihatannya selalu benar sejauh ini. Kemudian raja meminta satu tentara untuk membunuh anaknya di sungai. Ratu itu sedih. Dia diam-diam mengikutinya. Ketika tentara tersebut tiba di sungai, sang ratu memintanya untuk tidak membunuh anaknya., "Tolong jangan membunuhnya, taruh dia di kotak ini dan biarkan airnya melintasinya.

Prajurit itu tidak sampai hati untuk melihat ratu menangis. Jadi dia memasukkan bayi itu ke dalam kotak. Kemudian dia meletakkan kotak itu di sungai. Pelan-pelan, uang sewa melayang-layang dan meninggalkan ratu.

Kotak itu hanyut jauh dari Jambi. Itu berhenti di Siam (Thailand). Seorang tentara menemukan kotak itu dan memberikannya pada ratu.

Ratu sangat terkejut melihat bayi laki-laki kesehatan di dalam kotak itu, ia juga menemukan sebuah surat yang ditulis oleh ibu si bayi. Surat itu mengatakan tentang anak laki-laki itu dan mengapa dia berada di dalam kotak itu. Itu membuat ratu merasa sangat menyesal. Dia mengadopsi bayi itu sebagai anaknya.

Anak laki-laki itu tumbuh sebagai pria tampan dan terampil. Suatu hari, dia bertanya tentang ayahnya. Ratu mengira sudah saatnya dia mengatakan yang sebenarnya padanya.

Dia marah! 'Mengapa ayahku melakukan itu padaku? Aku harus balas dendam! "

Si ratu mencoba menghentikannya, tapi ternyata percuma. Dia meninggalkan Siam dan pergi ke Jambi. Namun dia telah mengirim surat kepada Raja Tan Talanai bahwa anaknya akan datang dan menyerangnya.

Raja Talanai menerima surat itu dan dia sangat terkejut. Dia mengira anaknya telah meninggal. dahulu kala.

Akhirnya anaknya tiba di istana. Dia berkata, "Benarkah Anda adalah ayah saya dan Anda ingin membunuh saya saat masih bayi?"

"Memang benar," kata Raja Talanai.

Tiba-tiba anaknya menyerangnya. Nah, Raja Talanai begitu kuat dan anaknya tidak bisa mengalahkannya.

Raja berkata, "Saya memiliki kelemahan, Anda bisa membunuhku dengan memukul jantungku dengan batu besar. Tapi, sebelum kau membereskanku, tolong dengarkan aku."

Raja kemudian menceritakan kepadanya tentang visi si penyihir.

"Saya sangat bodoh untuk mempercayai penyihir itu, mohon maafkan saya, Nak, sekarang Anda bisa membunuh saya."

Anak itu tersentuh. Ayahnya telah memberitahunya kelemahannya dan itu membuat dia kehilangan amarahnya. Dia memaafkan ayahnya.

Raja Tan Talanai dan istrinya senang. Mereka menyambut putra mereka yang telah lama hilang, Sejak saat itu keluarga tersebut hidup dengan bahagia. Namun, anak mereka sesekali kembali ke Siam. Saat ratu Siam meninggal, putra Raja Tan Talanai menjadi raja. Sampai sekarang, beberapa orang Jambi percaya bahwa Raja Siam berasal dari Jambi. ***












Pesan Moral:

1. Bahaya Kepercayaan yang Salah Tempat:
   - Kepercayaan harus didapatkan melalui tindakan dan integritas yang konsisten. Mempercayai seseorang secara buta, terutama jika tindakan mereka di masa lalu telah menyebabkan kerugian, dapat mengakibatkan konsekuensi yang merugikan. Kepercayaan raja yang salah tempat pada ramalan penyihir menyebabkan penderitaan yang tidak perlu bagi keluarganya.

2. Kekuatan Pengampunan:
   - Memegang kemarahan dan mencari balas dendam dapat memperpetuasi siklus rasa sakit dan penderitaan. Sebaliknya, pengampunan memiliki kekuatan untuk menyembuhkan dan memulihkan hubungan. Keputusan sang anak untuk memaafkan ayahnya pada akhirnya membawa kebahagiaan dan persatuan kembali ke keluarga mereka.

3. Kekuatan Ikatan Keluarga:
   - Ikatan keluarga, meskipun diuji oleh kesalahpahaman atau konflik, dapat sangat tangguh. Cerita ini menekankan pentingnya keluarga dan bagaimana cinta dan pengertian dapat mengatasi bahkan keadaan yang paling menantang sekalipun.




No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection