Lancang Kuning >> Edisi Bahasa Inggris
Folklor dari Riau
Datuk Laksamana adalah pemimpin Bukit Batu Bengkalis di Riau. Suatu hari ia memanggil dua panglimanya, yaitu Panglima Umar dan Panglima Hasan untuk menghadap ke istana. Mereka diberi tugas ke Tanjung Jati menumpas perompak di kawasan Senggoro, tempat mata pencarian nelayan Bukit Batu.
Panglima Umar yang taat langsung berangkat dan meninggalkan istrinya yang cantik bernama Zubaidah. Sementara itu Panglima Hasan tidak ikut karena ternyata berita tentang perompakan di Tanjung Jati itu hanyalah rekayasa siasat Panglima Hasan agar Panglima Umar jauh dari isterinya Zubaidah dan Datuk Laksamana.
Diam-diam Panglima Hasan berusaha merayu Zubaidah dan menjanjikan kehidupan yang lebih baik, namun Zubaidah tetap setia pada suaminay. Hal ini membuat hati Panglima Hasan marah.
Bertepatan ketika peluncuran Lancang Kuning Kerajaan ke air, tiba-tiba Lancang Kuning berhenti dan tidak bergerak sama sekali, maka Panglima Hasan memutuskan mengambil Zubaidah sebagai tumbal untuk galangan lancang. Dengan bergalangan tubuh Zubaidah, maka lancang tersebut berhasil diluncurkan.
Tak lama setelah kematian Zubaidah, Panglima Umar yang baru pulang dari Tanjung Jati mendapat fitnah yang dibuat oleh Panglima Hasan sendiri, bahwa Datuk Lasemana lah yang membunuh Zubaidah dengan menjadikannya sebagai tumbal galangan lancang.
Hasutan Panglima Hasan ini termakan oleh Panglima Umar dan membuatnya menjadi lupa diri dan sangat marah. Tanpa pikir panjang Panglima Umar menyerang Datuk Laksemana. Datuk Laksemana memberi sumpah kepada Panglima Umar, bahwa apabila Panglima Umar akan tenggelam bersama kapalnya ketika melewati Tanjung Jati.
Panglima Umar akhirnya sadar akan fitnah Panglima Hasan. Pertikaian dengan Panglima Hasan pun terjadi. Panglima Hasan tewas di ujung keris Panglima Umar.
Panglima Umar pun pergi menjalankan kutukan dari Datuk Laksemana. Ia berlayar ke perairan Tanjung Jati dan tenggelam. Sejak saat itu pulau Bengkalis dikenal daerah yang berkembang dibawah kepemimpinan Datuk Laksamana.
Referensi: riaumagz.com
---------
Cerita Lain:
Apakah kamu tahu?
Lancang adalah sebuah perahu dengan ukuran kecil dan ada pula yang besar, yang jelas lancang adalah alat transportasi air pada masa lalu. Masyarakat Riau lebih mengenalnya dengan sebutan lancang kuning yang merupakan suatu lambang kebesaran daerah Riau. Oleh sebab itu lancang kuning ditetapkan menjadi lambang dan nyanyi daerah Riau.
Referensi: pustakaarsip.kamparkab.go.id
Lambang Riau |
Lagu Lancang Kuning
Oleh: Sulaiman Sjafe'i
Sumber diadona.id
Lancang kuning
Lancang kuning berlayar malam hai
Berlayar malam
Lancang kuning
Lancang kuning berlayar malam hai
Berlayar malam
Haluan menuju
Haluan menuju ke laut dalam
Haluan menuju
Haluan menuju ke laut dalam
Lancang kuning berlayar malam
Lancang kuning berlayar malam
Kalau nahkoda
Kalau nahkoda kuranglah paham
Kalau nahkoda
Kalau nahkoda kuranglah paham
Kuranglah paham
Alamatlah kapal
Alamatlah kapal akan tenggelam
Alamatlah kapal
Alamatlah kapal akan tenggelam
Lancang kunung berlayar malam
Lancang kuning berlayar malam
Lancang kuning berlayar malam
Lancang kuning berlayar malam
Lancang kuning
Lancang kuning menentang badai
Menentang badai
Lancang kuning
Lancang kuning menetang badai
Menentang badai
Tali kemudi
Tali kemudi berpilit tiga*
Tali kemudi
Tali kemudi berpilit tiga*
Lancang kuning berlayar malam
Lancang kuning berlayar malam
*Istilah "berpilit tiga" disini mengacu pada tiga unsur penting dalam tatanan budaya dan adat istiadat melayu, yaitu umara atau orang cerdik pandai, tetua adat dan ulama atau orang paham agama.
Sumber: kompasiana.com
No comments:
Post a Comment