Batu Ballah

Batu Ajaib di Sambas


 >> English Version

Batu Ballah, Batu Betangkup

Cerita Rakyat dari Kalimantan Barat, Kecamatan Sambas di Provinsi Kalimantan Barat

Di Kabupaten Sambas pernah tinggal seorang janda dan kedua anaknya. Janda itu bernama Mak Risah. Long Ijun, putri sulungnya, dan Su Pisok, putra bungsunya, tinggal bersamanya di rumah yang sama. Ketidakhadiran ayah mereka membuat mereka terpaksa hidup dalam kondisi amat miskin. Ibunya tidak berhenti bekerja keras untuk menafkahi ketiga anaknya.

Kegiatan sehari-hari Mak Risah termasuk mengambil kayu bakar dari hutan. Dia memberikan bantuan kepada tetangganya jika mereka membutuhkannya.

Suatu hari, ibunya mengucapkan selamat tinggal dan pergi memancing, biasanya untuk ikan gelodok atau tembakul, yang disukai anak-anaknya. Meskipun merupakan tantangan, dia akhirnya menemukan ikan tersebut dan meminta putra sulungnya untuk memasak sementara ibunya mandi di sungai. Tapi sebelumnya, sang ibu memberi instruksi untuk meninggalkan telur ikan gelodok.

Su Pisok rupanya mengonsumsi begitu banyak makanan hingga lupa menyisakan telur untuk ibunya. Sang ibu marah dan kecewa melihat hal itu terjadi sesampainya di rumah, maka ia bergegas ke tepi sungai.

Hari sudah gelap ketika Long Ijun menyadari ibunya masih belum kembali. Adiknya sekali lagi meratap tanpa henti karena kelaparan. Lalu segera Ijun Long dan adiknya mencari ibu mereka.

Mak Risah selanjutnya naik ke atas sebuah batu besar yang menjorok ke luar seperti mulut di tepi sungai. Dia memohon Batu Ballah untuk menangkapnya ketika dia sampai di mulut Batu Ballah, tetapi dia kemudian dikubur di dalam batu.

Long Ijun berusaha menyelamatkan ibunya saat melihat ini, tapi sudah terlambat. Mak Risah tidak bisa mendengar karena hanya tersisa sedikit rambutnya setelah memasukkan seluruh tubuhnya ke dalam batu Ballah. Dongeng ini telah diwariskan secara turun-temurun hingga sekarang.

Ibunya dilaporkan tersedot oleh batu yang cukup besar dan angker di tepi sungai, menurut orang pandai. Batu tersebut konon dikenal dengan nama Batu Ballah.






Pesan Moral

Cerita Batu Ballah dari Kalimantan Barat memberikan beberapa pesan moral:

1. Menghormati dan Menaati: Cerita ini menekankan pentingnya mengikuti petunjuk dan menghormati keinginan orang tua. Kegagalan Su Pisok untuk menyisakan telur ikan gabus untuk ibunya, sebagaimana yang diminta, mengarah pada serangkaian kejadian yang tidak menguntungkan. Ini menyoroti konsekuensi dari ketidaktaatan dan kurangnya pemikiran.

2. Akibat dari Keserakahan: Makan berlebihan yang dilakukan Su Pisok melambangkan keserakahan dan akibat negatifnya. Keserakahannya tidak hanya membuat ibunya tidak mendapatkan makanan yang diinginkan tetapi juga mengarah pada hilangnya sang ibu secara tragis. Ini mengajarkan bahwa perilaku egois dapat memiliki efek yang luas dan menghancurkan bagi orang lain.

3. Pengorbanan dan Kerja Keras Orang Tua: Cerita ini menggambarkan kerja keras dan pengorbanan seorang ibu untuk menyediakan kebutuhan anak-anaknya. Meskipun usahanya keras, situasi sulit keluarga dan nasib akhirnya menekankan tema pengorbanan orang tua dan realitas keras yang dihadapi oleh orang tua tunggal.

4. Tanggung Jawab dan Perawatan: Peran Long Ijun sebagai anak tertua melibatkan mengambil tanggung jawab dan merawat adiknya. Cerita ini menekankan pentingnya tanggung jawab antar saudara dan kebutuhan untuk saling mendukung dalam masa-masa sulit.

5. Menghadapi Kehilangan dan Duka: Cerita ini juga menyentuh tema kehilangan dan duka. Hilangnya sang ibu merupakan kehilangan yang mendalam bagi anak-anak, mengajarkan pembaca muda tentang kenyataan kehilangan yang tak terhindarkan dan pentingnya menghadapi duka.

Secara keseluruhan, kisah Batu Ballah menyampaikan pelajaran berharga tentang menghormati, menaati, akibat dari keserakahan, pengorbanan orang tua, dan pentingnya tanggung jawab serta perawatan dalam sebuah keluarga.


Tahukah Kamu?

Gelodok atau tembakul adalah ikan amfibi. Ikan ini termasuk keluarga Oxudercidae  dan Oxudercinae subfamili. Ada 23 spesies ikan gelodok yang masih hidup. Mereka dikenal karena penampilannya yang tidak biasa dan kemampuan mereka untuk bertahan hidup baik di dalam maupun di luar air. Mereka dapat tumbuh hingga 30 sentimeter (12 inci) panjangnya dan sebagian besar berwarna hijau kecoklatan yang berkisar dari gelap hingga terang.


Gelodok


referensi: wikipedia, aphudnurul.wordpress.com, bbc.co.uk

No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection