Search This Blog

Kweiya

Kweiya: Kisah Burung dan Kebijaksanaan Pengampunan


English Version: Kweiya

Folklor dari Papua

Di sebuah desa terpencil di Pegunungan Fak Fak, hiduplah seorang perempuan dengan anjingnya yang setia. Suatu hari, di antara semak-semak, mereka menemukan buah merah yang misterius. Saat buah itu dibelah, mereka terkejut menemukan seorang bayi kecil di dalamnya. Tanpa ragu, perempuan itu merawat bayi itu dengan penuh kasih dan memberinya nama Kweiya.

Kweiya tumbuh menjadi anak yang berbakti dan penuh dengan semangat membantu orang lain. Namun, kebaikan Kweiya membuat dua anak kembar di keluarga itu, Pohak dan Nggein, merasa iri. Saat kedua orang tua mereka tidak ada di rumah, Pohak dan Nggein memukuli Kweiya dengan kejam.=

Terluka dan sedih, Kweiya memutuskan untuk menciptakan sayap dari kulit pohon yang dipintalnya diam-diam. Ketika Bapak dan Mama pulang, Kweiya memakai sayap itu dan tiba-tiba berubah menjadi burung yang indah. Terpesona dengan keajaiban itu, Pohak dan Nggein saling serang dengan abu hitam dari tungku api, dan tanpa sadar, tubuh mereka berubah menjadi burung hitam yang mengerikan.

Burung-burung hitam itu, Pohak dan Nggein, merasa bersalah dan berusaha mencari Kweiya. Namun, saat mereka menemukannya, Kweiya telah ditangkap oleh seorang pemburu. Dengan cepat, Pohak dan Nggein membantu Kweiya keluar dari perangkap pemburu. Mereka menyadari kesalahan mereka dan memohon maaf.

Dengan keajaiban yang sama, Pohak dan Nggein berubah kembali menjadi burung, kali ini menjadi burung berwarna-warni yang indah. Mereka bersama-sama terbang, menari di langit, menikmati kebebasan yang baru ditemukan sambil membawa pesan perdamaian dan pengampunan.


Pesan Moral: Pengampunan dan belajar dari kesalahan

Pesan moral dalam cerita ini adalah tentang pentingnya pengampunan dan belajar dari kesalahan. Kisah ini menunjukkan bahwa kebaikan hati, kesediaan untuk memaafkan, dan belajar dari kesalahan adalah kunci untuk menciptakan perdamaian dan keharmonisan. Selain itu, cerita ini juga menggarisbawahi bahaya iri hati dan perlunya menghargai perbedaan serta keunikannya setiap individu.










No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection