Onak Berduri Sungsang

Onak Berduri Sungsang: Memahami Damai dalam Konflik


English Version: Onak Berduri Sungsang

Folklor dari Bengkulu

Dua hulubalang, Serunting Sakti dan Rio Tabing, hidup pada masa dahulu di wilayah Bengkulu. Kedua pemimpin ini memiliki kekuasaan yang sangat luas, tetapi keselarasan tidak pernah hadir di antara mereka.

Pertempuran mereka sering terjadi, memuncak dalam pertarungan sengit. Awalnya, pasukan dan rakyat mereka saling berhadapan, namun pertempuran itu terus berlanjut tanpa tanda-tanda akhir.

"Lebih baik kita bertarung satu lawan satu," tantang Serunting Sakti.

"Siapa yang takut?!" balas Rio Tabing dengan penuh semangat.

Mereka mempersiapkan diri, memohon kekuatan dari Dewa Tenaga, fokus pikiran mereka terkonsentrasi. Ledakan energi terjadi di langit, dan kekuatan mereka bertemu pada satu titik di angkasa.

"Dewa, tambahkanlah kekuatan kepadaku!" seru Rio Tabing, memohon pada Dewa. Dewa pun memberikan kekuatan kepadanya, membuat tanah yang mereka injak menjadi berbukit-bukit.

Setiap hal yang dilaluinya menjadi hancur, duri dan onak yang terbalik di jalannya. Rio Tabing menetapkan batas kekuasaannya.

"Inilah garis batas kekuasaanku. Segala keturunan Serunting Sakti akan binasa jika melewati batas ini!" seru Rio Tabing. Setelah ia mengumumkan itu, alam menjadi tenang.

Pertempuran antara Serunting Sakti dan Rio Tabing berhenti. Perang usai. Tidak ada yang menang atau kalah. Kedua pemimpin itu merasakan kerugian besar karena wilayah mereka hancur.

Batasan kekuasaan yang dibuat oleh Rio Tabing disebut daerah Onak Berduri Sungsang, di mana hingga kini tetap menjadi wilayah yang dijaga dengan ketat.


Pesan Moral: Mencari solusi dalam konflik

Dari kisah Onak Berduri Sungsang, pesan moral yang dapat diambil adalah pentingnya mencari solusi damai dalam menyelesaikan konflik. Pertarungan yang tak kunjung selesai hanya akan mengakibatkan kerugian bagi kedua belah pihak. Selain itu, pentingnya mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan kita, karena keputusan yang dibuat bisa memiliki dampak besar bagi diri sendiri maupun orang lain. Terakhir, pesan moralnya mengajarkan bahwa penentuan batas dan kekuasaan haruslah dilakukan dengan bijaksana tanpa menimbulkan kerugian yang tidak perlu.




No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection