Cerita Penjor Bali: Simbol Syukur dan Keindahan Alam
English Version: Penjor Story in Bali
Di sebuah pulau indah bernama Bali, ada sebuah hiasan unik yang tinggi menjulang, terbuat dari bambu, janur, dan hasil bumi. Namanya penjor.
Setiap kali datang hari raya Galungan, seluruh jalan di Bali berubah jadi sangat cantik. Bayangkan berjalan di desa-desa, kanan-kiri jalan berdiri penjor melengkung indah, seperti barisan naga emas yang sedang menunduk dengan lembut.
“Kenapa kita buat penjor, Ayah?” tanya Wayan, seorang anak kecil yang membantu ayahnya memasang janur di bambu.
Ayah tersenyum. “Penjor itu simbol syukur kita. Lihat, ada padi, buah, dan daun kelapa muda di sini. Itu semua tanda bahwa bumi memberi kita makanan. Lengkungan bambu di atas melambangkan gunung dan juga ekor naga, penjaga alam kita.”
Wayan memandangi penjor yang hampir selesai. “Jadi penjor bukan cuma hiasan ya, Ayah? Dia seperti doa yang tinggi sampai ke langit.”
Ayah mengangguk. “Betul. Dengan penjor, kita ingat bahwa kita harus menjaga alam, bersyukur pada Tuhan, dan menghormati leluhur yang datang berkunjung saat Galungan.”
Hari itu, setelah penjor terpasang, Wayan merasa jalanan desanya seperti negeri dongeng. Penjor-penjor menjulang di langit biru, bergoyang ditiup angin, seolah memberi salam pada siapa pun yang lewat.
Sejak itu, Wayan tahu: setiap penjor adalah cerita tentang syukur, kehidupan, dan indahnya hubungan manusia dengan alam. ππ
![]() |
Penjor menjulang ke langit, merayakan tradisi hidup Bali. |
Fakta Menarik tentang Penjor
-
Penjor bisa setinggi 10 meter, lho! Kadang terlihat seperti naga emas yang menunduk di jalan. ππ΄
-
Setiap elemen penjor punya arti: padi untuk makanan, buah untuk rezeki, daun kelapa untuk kesucian. πΎππΏ
-
Penjor biasanya hanya dipasang saat Galungan, tapi ada juga penjor hias untuk acara desa. π
-
Lengkungan di atas penjor seperti ekor naga atau puncak gunung suci Bali. π️✨
-
Di dasar penjor sering ada persembahan kecil untuk leluhur dan alam sekitar. π️πΊ
No comments:
Post a Comment