The White Gibbon >> English Edition
Cerita Rakyat dari Sumatera Barat
ADA sebuah keluarga kaya dan terhormat di Kampung Alai, Pantai Tiku Sumatera Barat. Sang ayah adalah seorang pedagang kaya. Usahanya membuat dan menjual kapal-kapal besar. Namanya nahkoda Baginda. Dia memiliki seorang putri yang sangat cantik. Namanya Puti Julian.
Puti Julian masih gadis. Sebenarnya, banyak anak muda jatuh cinta padanya. Namun mereka tidak memiliki kepercayaan diri untuk melamarnya. Mereka berasal dari keluarga awam. Puti Julian hanya ingin menikahi seorang pria dari keluarga bangsawan, seperti keluarganya.
Puti Julian gelisah. Dalam tidurnya, dia selalu bermimpi seorang pria tampan. Dia juga berasal dari keluarga bangsawan. Namanya Sutan Rumandung.
Nahkoda Baginda mengerti bagaimana perasaan putrinya. Ia ingin menemukan pria itu dengan cara mengadakan pesta dan mengundang pemuda dari tempat lain. Sayangnya, Sutan Rumandang tidak menghadiri pesta. Dia sedang berlayar.
Nahkoda Baginda bertanya kepada orang suci untuk membimbing Sutan Rumandung dan kapalnya untuk berlabuh di tempat mereka. Hari berlalu dan akhirnya Sutan Rumandang tiba di PantaiTiku.
Nahkoda Baginda diundang Sutan Ramandung untuk pergi ke rumahnya. Ketika Sutan Ramandung dan Puti Julian bertemu, mereka jatuh cinta. Puti Julian sangat senang. Akhirnya ia bisa bertemu pria dalam mimpinya. Demikian pula Sutan Rumandung. Dia tidak pernah bertemu dengan seorang gadis yang sangat cantik seperti Puti Julian.
Nahkoda Bagianda meminta mereka untuk menikah. Namun, Sutan Ramandung meminta untuk menunda pernikahan. Ia ingin berlayar dan mendapatkan banyak uang. Puti Julian setuju. Sebelum mereka mengatakan selamat tinggal, mereka membuat janji.
"Aku akan selalu menunggumu di sini. Aku tidak akan pernah menikah dengan pria lain. Jika saya lakukan, saya akan berubah menjadi owa," kata Puti Julian. Owa adalah semacam kera. Orang-orang lokal menamakannya siamang.
"Saya juga akan menjaga janji. Saya tidak akan pernah menikahi gadis lain. Jika saya lakukan, kapal saya akan tenggelam dan mati di laut," kata Sutan Rumandung.
Setelah mereka berdua mengatakan janji mereka, Sutan dan krunya meninggalkan. Mereka berlayar.
Puti Julian selalu menunggunya. Setiap hari dia pergi ke pantai dan melihat laut. Setiap kali sebuah kapal mendekat, dia selalu cemas. Tapi Sutan Rumandung tidak pernah datang. Puti Julian gelisah. Dia semakin tua dan dia belum menikah. ***
Cerita Rakyat dari Sumatera Barat
ADA sebuah keluarga kaya dan terhormat di Kampung Alai, Pantai Tiku Sumatera Barat. Sang ayah adalah seorang pedagang kaya. Usahanya membuat dan menjual kapal-kapal besar. Namanya nahkoda Baginda. Dia memiliki seorang putri yang sangat cantik. Namanya Puti Julian.
Puti Julian masih gadis. Sebenarnya, banyak anak muda jatuh cinta padanya. Namun mereka tidak memiliki kepercayaan diri untuk melamarnya. Mereka berasal dari keluarga awam. Puti Julian hanya ingin menikahi seorang pria dari keluarga bangsawan, seperti keluarganya.
Puti Julian gelisah. Dalam tidurnya, dia selalu bermimpi seorang pria tampan. Dia juga berasal dari keluarga bangsawan. Namanya Sutan Rumandung.
Nahkoda Baginda mengerti bagaimana perasaan putrinya. Ia ingin menemukan pria itu dengan cara mengadakan pesta dan mengundang pemuda dari tempat lain. Sayangnya, Sutan Rumandang tidak menghadiri pesta. Dia sedang berlayar.
Nahkoda Baginda bertanya kepada orang suci untuk membimbing Sutan Rumandung dan kapalnya untuk berlabuh di tempat mereka. Hari berlalu dan akhirnya Sutan Rumandang tiba di PantaiTiku.
Nahkoda Baginda diundang Sutan Ramandung untuk pergi ke rumahnya. Ketika Sutan Ramandung dan Puti Julian bertemu, mereka jatuh cinta. Puti Julian sangat senang. Akhirnya ia bisa bertemu pria dalam mimpinya. Demikian pula Sutan Rumandung. Dia tidak pernah bertemu dengan seorang gadis yang sangat cantik seperti Puti Julian.
Nahkoda Bagianda meminta mereka untuk menikah. Namun, Sutan Ramandung meminta untuk menunda pernikahan. Ia ingin berlayar dan mendapatkan banyak uang. Puti Julian setuju. Sebelum mereka mengatakan selamat tinggal, mereka membuat janji.
"Aku akan selalu menunggumu di sini. Aku tidak akan pernah menikah dengan pria lain. Jika saya lakukan, saya akan berubah menjadi owa," kata Puti Julian. Owa adalah semacam kera. Orang-orang lokal menamakannya siamang.
"Saya juga akan menjaga janji. Saya tidak akan pernah menikahi gadis lain. Jika saya lakukan, kapal saya akan tenggelam dan mati di laut," kata Sutan Rumandung.
Setelah mereka berdua mengatakan janji mereka, Sutan dan krunya meninggalkan. Mereka berlayar.
Puti Julian selalu menunggunya. Setiap hari dia pergi ke pantai dan melihat laut. Setiap kali sebuah kapal mendekat, dia selalu cemas. Tapi Sutan Rumandung tidak pernah datang. Puti Julian gelisah. Dia semakin tua dan dia belum menikah. ***
Pantai Tiku |
Owa (Lar Gibbon) |
No comments:
Post a Comment