Joko Panjer and Lara Inten >> English version
Cerita rakyat dari Jawa Timur
"JOKO Panjer, tolong bawa sapi pulang. Hari sudah gelap dan akan segera hujan."
"Ya, ayah. Aku akan pulang sekarang. Sapi-sapi juga sudah kenyang . "
Seorang anak laki-laki, Joko Panjer, adalah penggembala. Setiap hari ayahnya selalu meminta dia untuk menggembala sapi di lapangan untuk memakan rumput. Joko Panjer adalah anak yang baik dan rajin. Dia selalu taat dan membantu orang tuanya yang miskin. Suatu hari, sementara Joko sibuk menggembala sapi, seorang gadis kecil datang kepadanya.
"Halo, gadis kecil. Siapa namamu? Dan apa yang Kamu lakukan di sini? Di mana Kamu tinggal?" Joko bertanya padanya.
Dia terkejut melihat seorang gadis kecil di lapangan. Dia merasa bahwa gadis itu bukan dari lingkungannya. Pakaiannya indah.
"Nama saya Lara Inten. Bolehkah Aku menjadi temanmu? Aku tidak punya teman untuk bermain," kata gadis kecil itu.
"Aku Joko Panjer. Lara Inten, di mana Anda tinggal? Dari mana kamu berasal?"
"Jika saya memberitahumu, Kamu tidak mau bermain denganku. Jadi, bisakah Aku menjadi temanmu? "
Sebenarnya, Joko juga kesepian di lapangan. Setiap hari dia tidak memiliki teman untuk berbicara dan bermain bersama. Semua teman-temannya di desa. Sejak itu, Lara Inten dan Joko adalah teman. Mereka selalu memiliki waktu yang baik di lapangan. Kadang-kadang, mereka bermain petak umpet dan lain kali mereka hanya menyanyikan beberapa lagu. Mereka bahagia! Dalam suatu sore, sementara Joko dan Lara sedang bermain, tiba-tiba beberapa orang datang kepada mereka. Orang-orang adalah tentara dari kerajaan.
"Putri Lara, Ternyata Tuan Putri ada disini. Sekarang kita tahu mengapa Anda selalu menghilang di istana. Silakan pulang kembali bersama kami, raja dan ratu sedang menunggu Anda. "
"Kamu adalah seorang putri? Kenapa kau tidak memberitahuku? "Tanya Joko untuk Lara.
"Joko, saya sudah bilang. Jika Kau tahu siapa Aku, Kau tidak ingin bermain denganku. Aku ingin kau menjadi temanku, karena aku kesepian."
Lara Inten kemudian kembali kembali ke istana. Dia berbicara dengan orangtuanya tentang Joko. Raja dan ratu kemudian memutuskan untuk meminta Joko dan keluarganya untuk tinggal di istana.
Sekarang sehari-hari, Joko dan Lara bisa bermain bersama. Orang tua Joko sangat senang. Sekarang keluarganya tidak miskin lagi. ***
Pesan Moral:
1. Nilai Persahabatan Sejati: Cerita ini menyoroti pentingnya persahabatan yang tulus. Meskipun Lara Inten adalah seorang putri, dia menghargai persahabatan Joko Panjer karena siapa dia, bukan status sosialnya. Ini mengajarkan bahwa persahabatan sejati didasarkan pada saling menghormati dan koneksi pribadi, bukan pada status atau kekayaan.
2. Kebaikan dan Kedermawanan: Kesiapan Joko Panjer untuk berteman dengan Lara meskipun latar belakangnya yang misterius menunjukkan sifat baik dan kedermawanannya. Tindakannya menunjukkan bagaimana kebaikan dapat mengarah pada hasil yang memuaskan dan mengubah keadaan seseorang secara positif.
3. Sikap Tidak Menghakimi: Pilihan Lara Inten untuk menyembunyikan identitasnya pada awalnya menggambarkan ide untuk tidak menghakimi orang berdasarkan status atau penampilan mereka. Dia ingin diterima karena dirinya sendiri daripada status kerajaannya, yang menekankan nilai menerima orang karena siapa mereka sebenarnya.
4. Rasa Syukur dan Kerendahan Hati: Kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga Joko yang akhirnya tercapai mencerminkan rasa syukur dan kerendahan hati mereka. Cerita ini menunjukkan bahwa merasa bersyukur dan tetap rendah hati, bahkan di hadapan peluang baru, adalah hal yang penting.
5. Kekuatan Perubahan Melalui Kasih Sayang: Cerita ini menunjukkan bagaimana tindakan kasih sayang dan kebaikan dapat mengarah pada perubahan positif yang signifikan. Tindakan sederhana Joko dalam berteman tidak hanya mengubah hidupnya sendiri tetapi juga kehidupan anggota keluarganya.
Secara keseluruhan, cerita ini mengajarkan bahwa persahabatan sejati, kebaikan, dan penerimaan adalah kekuatan yang dapat membawa kebahagiaan dan perubahan positif. Cerita ini juga menekankan bahwa nilai seseorang yang sebenarnya tidak ditentukan oleh status sosial, tetapi oleh ketulusan hati dan tindakan mereka.