Raja Bijak dan Anak Kecil

Kisah Kesabaran dan Kebaikan Hati: Dari Nyamuk ke Pelaminan


The Wise King and the Kid | English Version

Cerita Rakyat dari Kalimantan Selatan

Suatu saat ada seorang raja yang bijak. Raja dan keluarganya tinggal di sebuah istana besar. Ada taman yang indah di dalam istana. Raja selalu membiarkan orang datang dan bersenang-senang di taman. Anak-anak sangat menyukai taman itu. Mereka bisa bermain kapan pun mereka mau.

Ada seorang anak kecil yang juga mencintai taman itu. Ayah anak tersebut telah meninggal dan dia tinggal bersama ibunya. Anak itu tidak memiliki saudara kandung.

Berbeda dengan teman-temannya yang punya mainan, anak itu hanya bermain dengan nyamuknya. Suatu hari anak itu membawa nyamuknya ke taman istana. Saat hampir gelap, Raja datang kepadanya.

"Kenapa kamu tidak pulang sekarang? Sudah gelap, aku yakin ibumu sedang mencarimu sekarang," kata sang Raja.

"Baiklah, Yang Mulia, tapi bolehkah saya menaruh nyamuk saya di sini? Saya akan mengikatkan nyamuk saya ke pohon di taman ini," jawab anak itu.

Sang Raja tersenyum dan berkata, "Tentu, kamu bisa mengikatkan nyamukmu di sini."

Keesokan harinya, anak itu tidak bisa menemukan nyamuknya. Ayam jantan memakan nyamuknya!

Anak itu melaporkan kepada Raja, dan Raja berkata, "Baiklah, kamu bisa memiliki ayam jantan saya."

Anak itu senang. Dia bermain dengan ayam jantannya sepanjang waktu. Suatu hari, ayam jantan itu ada di dalam dapur istana dan makan nasi raja. Seorang tentara mencoba membuat ayam itu meninggalkan dapur. Sayangnya ayam itu tidak pergi dari dapur. Prajurit itu menjadi kesal. Dia menggunakan tongkat untuk menakut-nakuti ayam.

Sayangnya, ia menggunakan tongkat terlalu keras. Ayam itu mati, dan anak itu sedih. Dia memberi tahu raja tentang tongkat itu. Raja mengatakan bahwa ia bisa memiliki tongkat itu. Anak itu senang.

Dia kemudian berkata, "Bisakah saya meletakkan tongkat saya di taman? Rumah saya tidak cukup besar dan saya tidak tahu harus meletakkannya di mana."

Raja mengizinkan anak itu meletakkan tongkat di dalam taman istana. Keesokan harinya, anak itu menemukan tongkat itu patah! Nangka besar jatuh dan menghancurkan tongkatnya. Anak segera memberi tahu raja.

Raja berkata, "Kamu bisa memiliki nangka itu."

Anak itu bahagia. Lalu dia berkata, "Rumahku tidak cukup besar, aku tidak tahu kemana harus menaruh nangka besar ini. Bolehkah saya meletakkannya di sini di taman ini?"

Sang Raja menyetujui. Keesokan harinya, putri raja bermain di taman. Sang putri melihat sebuah nangka besar. Dia suka makan nangka.

"Hmm enak, nangka ini sangat lezat," kata sang putri.

Anak itu melihat sang putri memakan nangkanya. Dia segera memberitahu raja:

"Yang Mulia, sang putri memakan nangka saya," kata anak itu.

"Benarkah?" jawab sang raja.

"Ya, Yang Mulia, dia ada di taman sekarang!"

Raja dan anak itu pergi ke taman.

Sang Raja berkata, "Pertama, ayam saya memakan nyamukmu dan kemudian kamu mendapatkan ayam saya. Setelah itu, ayammu mati karena tentara saya memukulnya dengan tongkat, lalu kamu mendapatkan tongkatnya. Kemudian, tongkat itu patah karena nangka jatuh. Kamu mendapatkan nangka. Sekarang nangka dimakan oleh anak perempuan saya, artinya kamu bisa memiliki anak perempuan saya."

Anak itu bingung. "Apa maksud Anda, Yang Mulia? Saya tidak mengerti."

"Kamu akan mengerti nanti," kata sang Raja.

Nah, raja punya rencana. Dia akan meminta anak dan putrinya untuk menikah saat mereka dewasa.

Raja menepati janjinya. Ketika mereka berdua dewasa, anak laki-laki dan sang putri menikah. Setelah raja meninggal, anak itu menjadi raja baru. Dia memimpin rakyatnya dengan bijak seperti raja sebelumnya. ***











Pesan Moral

Pesan moral dari cerita ini adalah bahwa kesabaran dan ketekunan bisa membawa hadiah yang tak terduga. Serangkaian peristiwa yang tampaknya tidak menguntungkan bagi anak laki-laki akhirnya menghasilkan hasil yang baik, menunjukkan bahwa meskipun dihadapkan pada kerugian dan kesulitan, masih ada penyelesaian yang positif. Selain itu, cerita ini menekankan pentingnya kemurahan hati dan kebaikan, seperti yang ditunjukkan oleh raja bijak yang terus berusaha memperbaiki kerugian anak laki-laki, yang akhirnya mengarah pada akhir cerita yang bahagia bagi anak laki-laki dan putri tersebut.


No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection