Raden Patah

Raden patah >> English Version

Folklor dari Yogyakarta

PRABU Brawijaya adalah Raja Kerajaan Majapahit. Dia punya istri dan beberapa selir. Salah satu selirnya adalah Ratu Mayangsari. Dia adalah selir yang paling cantik. Bahkan dia lebih cantik dari Ratu. Raja benar-benar mencintai Ratu Mayangsari. Dia selalu merawatnya dengan sangat baik dan membuat Ratu cemburu. Dia selalu mengatakan kepada Raja hal buruk tentang selir. Raja mengerti bahwa istrinya membenci Ratu Mayangsari.

"Saya harus melakukan sesuatu! Aku tidak ingin dia berada di sini lagi!" kata Ratu marah.

Mengapa dia begitu marah? Nah, Ratu Mayangsari hamil dan yang membuat Ratu tambah membencinya.

Raja juga tahu bahwa Ratu Mayangsari hamil. Ia berencana untuk memindahkannya ke tempat lain.

Dia berpikir bahwa istana tidak cukup aman baginya. Raja membawa Ratu Mayangsari ke sebuah desa. Ia pergi ke rumah pria tua. Dia tahu pria itu sangat baik. Namanya Ki Juru Sawah.

"Ki, saya butuh bantuan Anda. Tolong rawat dia. Dan ketika dia melahirkan, harap jaga bayi itu. Bagaimanapun juga, bayi itu anak saya," kata Raja.

"Baiklah, Yang Mulia," kata Ki Juru Sawah.

Sejak saat itu Ratu Mayangsari tinggal di desa. Ketika bayi lahir, ia menamainya Raden Patah.

Raden Patah tumbuh sebagai anak yang baik dan sopan. Ki juru Sawah mencintainya seperti anaknya sendiri. Dia juga mengajarinya segala sesuatu, seni terutama bela diri. Raden Patah adalah putra dari Raja. Oleh karena itu, ia mewarisi kekuatan supranatural yang ayahnya.

Suatu hari, Ki Juru Sawah ingin pergi ke istana.

"Bolehkah saya bergabung dengan Anda?" tanya Raden Patah.

Ki Juru Sawah tidak tega melihatnya sehingga ia membiarkan Raden Patah bergabung dengannya.

Perjalanan itu begitu menyenangkan. Raden Patah tidak pernah meninggalkan desa sebelumnya. Dia kagum dengan apa yang dilihatnya dan terus bertanya kepada Ki Juru Sawah. Dia menjawab pertanyaan dengan senang hati. Dia senang melihat Raden Patah menikmati perjalanan.

Ketika mereka tiba di istana, Ki Juru Sawah masuk ke dalam istana dan Raden Patah tinggal di luar istana. Pada awalnya, Raden Patah bisa tetap diam, namun lama-lama ia begitu penasaran akan istana. Dia diam-diam memasuki istana. Dengan kemampuannya, ia bisa masuk dan melewati penjaga.

Raden Patah memasuki sebuah ruangan rahasia. Itu ruang untuk hal-hal yang sakral. Raden Patah kagum. Dia melihat gong besar. Dia memukul gong dan yang membuat suara gemuruh.

Suara itu begitu besar! Semua orang di istana bisa mendengarnya. Mereka semua terkejut. Tidak semua orang bisa memukul gong! Hanya orang-orang khusus, seperti Raja, bisa memukul gong.

"Pengawal! Pergi ke ruang rahasia! Cari dan bawa saya orang yang memukul gong!" perintah Raja.

Penjaga itu bergegas ke kamar. Mereka melihat anak kecil di dekat gong dan membawanya ke Raja.

"Siapa kau? Dan di mana ayahmu?" tanya Raja.

"Nama saya Raden Patah dan saya tidak punya ayah. Aku di sini dengan kakek saya, namanya Ki
Juru Sawah, "kata Raden Patah.

"Benarkah? Ki Juru Sawah, dia Anda cucu?" tanya Raja.

"Yang Mulia, sebenarnya dia adalah anak Anda. Ibunya adalah Ratu Mayangsari."

"Benarkah? Anakku ... maafkan aku," kata Raja.

Dia memeluk Raden Patah. Dia merasa sangat bersalah dan meminta maaf kepada anaknya. Dia ingin menebus kesalahannya. Oleh karena itu ia meminta Raden Patah dan ibunya untuk tinggal di istana. Sejak itu Raden Patah dan ibunya tinggal di istana. Ketika ia tumbuh dewasa, Raden Patah menjadi orang besar dan sangat terkenal. ***

Gapura Bajang Ratu

Gapura Wringin Lawang

No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection