Si Buta dan Si Bungkuk

The Blind and the Hunchback >> English version

Folklor dari Jawa Barat

DUA orang sedang berjalan. Mereka pergi ke hutan untuk mengumpulkan kayu bakar. Mereka adalah teman baik dan mereka selalu saling membantu. Keduanya adalah orang cacat. Yang satu buta dan yang lainnya memiliki punggung yang bungkuk.

"Hei ... pelan-pelan. Jangan berjalan terlalu cepat. Apakah kau lupa bahwa aku buta?" tanya si Buta.

"Maaf, teman. Aku akan berjalan lebih lambat sekarang," kata si Bungkuk.

Si Buta berjalan di belakang si Bongkok. Dia selalu mendengarkan si Bongkok apa pun yang dilihatnya. Ya, Bongkok menjadi 'mata' untuk melihat.

Dan bagaimana dengan si Buta? Yah, meskipun ia tidak bisa melihat, ia memiliki keahlian dalam memasak. Makanan yang dia dimasak sangat lezat, dan si Bungkuk sangat bersyukur dapat memakannya.

Dan suatu hari, mereka pergi ke sebuah pesta. Seperti biasa, Si Buta selalu diikuti Si Bongkok. Hari itu, Si Buta tidak memasak. Mereka merencanakan untuk makan di pesta itu. Mereka benar-benar kelaparan.

Mereka berjalan sangat lambat. Si Bongkok tidak bisa berjalan cepat karena setiap kali ia berjalan dengan si Buta, ia berjalan lebih lambat.

Dan ketika mereka tiba, pesta usai. Tidak ada makanan yang tersisa Mereka sangat kecewa. Si Bongkok menyalahkan si Buta.

"Kau membuat kita berjalan sangat lambat. Jika kita berjalan lebih cepat, kita bisa tiba lebih awal," kata si Bungkuk.

"Apa?! Apakah Kau menyalahkanku? Jika Kau benar-benar ingin pergi ke sana, mengapa tidak Kau tinggalkan saja Aku dan berlari ke sana?" tanya Blind.

"Maaf, Aku tidak bermaksud menyakiti perasaanmu. Oke, aku punya ide. Kenapa kita tidak pergi ke hutan dan berburu binatang? Mungkin kita bisa menangkap seekor rusa," tanya si Bongkok.

"Ide bagus!" kata Si Buta.

Mereka menyiapkan tali dan merencanakan untuk membuat jebakan. Mereka menunggu dan akhirnya rusa besar mendekati perangkap mereka.

Kemudian .... Hap! Seekor rusa terjebak.

"Hore!" kata si Bongkok.

"Apa yang terjadi?" tanya si Buta.

"Kami menangkap rusa," jelas si Bongkok.

"Sekarang adalah tugasmu untuk memasak."

"Jangan khawatir, Aku akan memasak makanan paling lezat untukmu. Aku berharap rusanya gemuk dan memiliki banyak daging," kata si Buta.

Mereka berdua mulai bekerja.

Si Bongkok mengumpulkan kayu bakar. Dia begitu senang bahwa ia bisa menangkap rusa. Ia begitu kelaparan.

Dan akhirnya si Buta selesai memasak. Si Bongkok begitu lapar, dan ia berpikir bahwa ia ingin memakan seluruh daging.

Dia memiliki ide yang buruk. Dia ingin memanfaatkan kelemahan temannya. Temannya tidak bisa melihat, jadi dia tidak akan tahu di mana daging itu.

Si Bongkok menyembunyikan daging dan dia memberi beberapa tulang kepada si Buta.

"Ya Tuhan! Sangat keras! Apa ini?" tanya si Buta.

"Ini daging Rusa tua sehingga dagingnya keras," kata si Bongkok. Ia berbaring.

"Benarkah?" kata Blind.

Dia tidak percaya pada si Bongkok. Karena ketika ia memasak makanan, ia merasa bahwa dagingnya lembut. Tapi akhiirnya ia memakan tulang itu juga. Dan ia menggigit sangat keras dan yang membuat matanya melotot. Dan kejadian luar biasa terjadi! Ia mampu melihat dengan jelas.

Si Buta sangat bahagia, dia tidak buta lagi. Tapi kemudian ia marah ketika ia melihat bahwa sahabatnya sedang menikmati daging, sementara ia hanya mendapat tulang!

Dia mengambil tulang dan dia membalas dendam kepada temannya.

Si Bongkok itu menjerit kesakitan. Tapi hal luar biasa terjadi! Akibat pukulan itu, punggungnya sembuh dan tidak lagi bungkuk.

Mereka bahagia. Mereka menjadi manusia normal! Dan si Bongkok meminta maaf kepada si Buta.

Dia berjanji bahwa ia tidak akan pernah mengkhianati dia lagi. Si Buta memaafkan si Bongkok dan mereka masih bersahabat. ***

Jawa Barat

No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection