Berkah Sawah: Kisah Putri Tangguk
Putri Tangguk | English Version
Cerita rakyat dari Jambi
Ada sebuah desa di Jambi. Penduduknya adalah petani. Salah satunya adalah Putri Tangguk. Dia tinggal bersama suami dan anak-anaknya.
Putri Tangguk dan suaminya memiliki sawah yang sangat kecil. Hebatnya, sawah itu bisa panen banyak beras. Panen mereka selalu berlimpah. Mereka menaruh panen mereka di gudang besar mereka. Mereka sangat senang dengan kehidupan mereka.
Putri Tangguk selalu membantu suaminya di sawah. Suatu hari, dia mengatakan bahwa dia ingin berhenti membantu suaminya. Dia ingin merawat anak-anak dan berbaur dengan tetangga.
Pagi harinya, Putri Tangguk ingin memasak nasi. Namun dia tidak bisa menemukan nasi di dapur. Dia terkejut dan dia merasa bahwa dia baru saja mengambil nasi dari gudang dan memasukkannya ke dapur. Lalu, dia pergi ke gudang. Anehnya, tidak ada nasi di gudang. Dia segera memberi tahu suaminya tentang nasi yang hilang.
"Lihat! beras sudah habis, beras kita dicuri!" Kata Putri Tangguk.
Putri Tangguk dan suaminya langsung pergi ke sawah. Dan setelah mereka selesai panen, mereka membawa beras. Dalam perjalanan pulang, hujan turun sangat deras. Hujan membuat jalanan licin. Putri Tangguk terjatuh beberapa kali.
Dia benar-benar kesal. Lalu, dia meminta suaminya untuk menaruh beras di jalan.
"Untuk apa?" Tanya sang suami.
"Jalannya licin, kalau kita melempar beras di tanah, kita bisa menginjaknya. Karena itu jalannya jadi tidak licin. Jangan khawatir, kita punya sawah yang menakjubkan bukan?" Tanya Putri Tangguk.
Meski dia sama sekali tidak setuju dengan idenya, sang suami masih melemparkan beras di depan mereka. Gagasan itu berhasil. Setiap kali mereka menginjak beras, mereka tidak jatuh.
Saat mereka sampai di rumah, beras mereka hanya tertinggal sedikit. Itu hanya cukup untuk makan malam mereka. Namun mereka tidak khawatir. Besok pagi, mereka berencana pergi ke sawah mereka dan mengambil banyak beras. Mereka berencana mengisi gudang mereka.
Anehnya saat mereka tiba, sawah mereka penuh rumput. Tidak ada beras sama sekali. Mereka benar-benar bingung.
Pada malam hari Putri Tangguk bermimpi.
Seorang pria tua mendatanginya dan berkata, "Anda benar-benar tidak tahu berterima kasih, Anda memperlakukan kami dengan buruk."
"Saya adalah salah satu beras yang Anda buang di jalan, Anda menginjak kami, dewa padi benar-benar marah, dia memutuskan untuk tidak memberi Anda banyak beras lagi, Anda hanya bisa mendapatkan sedikit beras," kata orang tua.
Putri Tangguk kemudian terbangun. Dia benar-benar menyesali perbuatannya. Dia tahu itu salah jika membuang padi tapi sudah terlambat. Dia hanya bisa menyesal. ***
Cerita rakyat dari Jambi
Ada sebuah desa di Jambi. Penduduknya adalah petani. Salah satunya adalah Putri Tangguk. Dia tinggal bersama suami dan anak-anaknya.
Putri Tangguk dan suaminya memiliki sawah yang sangat kecil. Hebatnya, sawah itu bisa panen banyak beras. Panen mereka selalu berlimpah. Mereka menaruh panen mereka di gudang besar mereka. Mereka sangat senang dengan kehidupan mereka.
Putri Tangguk selalu membantu suaminya di sawah. Suatu hari, dia mengatakan bahwa dia ingin berhenti membantu suaminya. Dia ingin merawat anak-anak dan berbaur dengan tetangga.
Pagi harinya, Putri Tangguk ingin memasak nasi. Namun dia tidak bisa menemukan nasi di dapur. Dia terkejut dan dia merasa bahwa dia baru saja mengambil nasi dari gudang dan memasukkannya ke dapur. Lalu, dia pergi ke gudang. Anehnya, tidak ada nasi di gudang. Dia segera memberi tahu suaminya tentang nasi yang hilang.
"Lihat! beras sudah habis, beras kita dicuri!" Kata Putri Tangguk.
Putri Tangguk dan suaminya langsung pergi ke sawah. Dan setelah mereka selesai panen, mereka membawa beras. Dalam perjalanan pulang, hujan turun sangat deras. Hujan membuat jalanan licin. Putri Tangguk terjatuh beberapa kali.
Dia benar-benar kesal. Lalu, dia meminta suaminya untuk menaruh beras di jalan.
"Untuk apa?" Tanya sang suami.
"Jalannya licin, kalau kita melempar beras di tanah, kita bisa menginjaknya. Karena itu jalannya jadi tidak licin. Jangan khawatir, kita punya sawah yang menakjubkan bukan?" Tanya Putri Tangguk.
Meski dia sama sekali tidak setuju dengan idenya, sang suami masih melemparkan beras di depan mereka. Gagasan itu berhasil. Setiap kali mereka menginjak beras, mereka tidak jatuh.
Saat mereka sampai di rumah, beras mereka hanya tertinggal sedikit. Itu hanya cukup untuk makan malam mereka. Namun mereka tidak khawatir. Besok pagi, mereka berencana pergi ke sawah mereka dan mengambil banyak beras. Mereka berencana mengisi gudang mereka.
Anehnya saat mereka tiba, sawah mereka penuh rumput. Tidak ada beras sama sekali. Mereka benar-benar bingung.
Pada malam hari Putri Tangguk bermimpi.
Seorang pria tua mendatanginya dan berkata, "Anda benar-benar tidak tahu berterima kasih, Anda memperlakukan kami dengan buruk."
"Saya adalah salah satu beras yang Anda buang di jalan, Anda menginjak kami, dewa padi benar-benar marah, dia memutuskan untuk tidak memberi Anda banyak beras lagi, Anda hanya bisa mendapatkan sedikit beras," kata orang tua.
Putri Tangguk kemudian terbangun. Dia benar-benar menyesali perbuatannya. Dia tahu itu salah jika membuang padi tapi sudah terlambat. Dia hanya bisa menyesal. ***
Bersyukur dan Konsekuensi: Pelajaran dari Putri tangguk
Pesan moral dari cerita ini adalah tentang rasa syukur, penghargaan terhadap apa yang telah dimiliki, dan konsekuensi dari tindakan yang kurang bijaksana. Putri Tangguk awalnya hidup dalam kemakmuran dan kesenangan karena panen padi yang melimpah. Namun, ketika dia kehilangan rasa syukur dan memperlakukan hasil panen dengan sembrono, dia mengalami konsekuensi yang menyakitkan.
Tindakan Putri Tangguk membuang-buang beras, serta kehilangan rasa syukur terhadap keberlimpahan yang telah dia miliki, menjadi pelajaran bahwa kita harus menghargai apa yang kita miliki dan berhati-hati dalam tindakan kita. Kehilangan rasa syukur dan berbuat sembrono dapat berujung pada konsekuensi yang tidak diinginkan. Pesan moralnya adalah tentang pentingnya bersyukur, bertanggung jawab, dan menghargai apa yang kita miliki.
No comments:
Post a Comment