Legenda Gua Batu Hapu: Pengorbanan dan Penyesalan Angui
The Legend of Batu Hapu Cave >> English Version
Cerita rakyat dari Kalimantan Selatan
Di Tapin, Kalimantan Selatan, ada tempat wisata. Ada sebuah gua dan orang menamainya Gua Batu Hapu. Penduduk setempat mengatakan bahwa ada legenda bagaimana gua dibuat. Apakah Anda ingin tahu ceritanya? Ayo baca terus!
Ada seorang wanita tua yang tinggal bersama anaknya. Nama wanita itu adalah Nini Kudampai dan nama anaknya itu Angui. Mereka benar-benar miskin sementara Angui masih kecil. Dia baik dan suka membantu. Ayahnya meninggal ketika ia masih bayi. Meskipun ia masih sangat muda, ia berperilaku seperti orang dewasa. Dia tahu dia harus membantu ibunya untuk mencari nafkah. Dan itulah yang membuat ibunya sangat mencintainya.
Angui memiliki tiga hewan peliharaan, yaitu babi putih, anjing putih, dan ayam putih. Dia suka bermain dengan mereka setelah membantu ibunya. Hari itu adalah hari yang indah ketika Angui bermain dengan tiga hewan peliharaannya. Seorang pedagang kaya melewati rumah Angui ini. Dia berhenti dan memperhatikan anak itu. Dia sangat menyukai Angui. Dia bertanya kepada beberapa orang tentang Angui. Dan ketika ia tahu bahwa Angui berasal dari keluarga miskin, dia ingin mengadopsi Angui.
Pedagang kaya datang ke rumah Angui ini. Dia berbicara dengan Nini Kudampai. Dia mengatakan kepadanya bahwa ia ingin mengadopsi Angui. Dia berjanji bahwa ia akan membiarkan Angui pulang dan tinggal bersamanya setelah Angui sudah dewasa. Dan dia juga berjanji bahwa dia akan memberikan Angui pendidikan yang baik.
Nini Kudampai sangat tersentuh. Dia berada di sebuah dilema besar. Dia senang bahwa dia anaknya akan mendapatkan pendidikan yang baik, namun dia juga sedih bahwa dia tidak akan melihat anaknya lagi. Dia setuju dengan rencana pedagang. Dia membiarkannya mengadopsinya segera.
Dengan kapal besar, pedagang dan Angui berlayar ke kota. Dia membesarkan Angui dengan baik. Dia mengirim Angui ke sekolah terbaik. Dan ia juga mengajarinya cara melakukan bisnis. Angui cerdas. Dia bisa memahami segala sesuatu dengan sangat cepat. Pedagang sangat senang. Dia perlahan-lahan memberi beberapa bisnisnya ke Angui. Dan Angui membayar kepercayaan dengan memberikan pedagang banyak keuntungan.
Angui sudah dewasa, pedagang kaya yang direncanakan untuk memberikan semua usahanya untuk Angui. Namun pedagang kaya meminta Angui untuk menikah sebelum ia bisa menerima seluruh bisnisnya. Dan Angui setuju.
Angui telah jatuh cinta dengan seorang gadis. Dia tahu sudah waktunya bagi dia untuk menikah, terutama ketika pedagang telah berjanji untuk memberinya semua bisnis. Dia tidak menyia-nyiakan banyak waktu. Angui diusulkan gadis itu dan gadis itu dengan senang hati menerimanya.
Angui dan istrinya sangat senang. Juga, mereka sangat kaya. Pedagang ingat janjinya kepada Nini Kudampai. Dia mengatakan kepada Angui untuk pulang. Tapi Angui menolak. Pedagang itu kemudian mengingatkan Angui tentang janjinya. Istrinya juga meminta Angui untuk pergi ke kampung halamannya. Angui menyerah. Dia meminta anak buahnya untuk mempersiapkan kapalnya. Mereka akan berlayar ke Tapin.
Berita itu menyebar sangat cepat. Orang-orang berbicara bahwa Angui akan kembali pulang. Ibunya akhirnya mendengar kabar itu juga. Dia membawa hewan peliharaan Angui yaitu babi putih, anjing putih, dan ayam putih.
Nini Kudampai berdiri di pelabuhan. Ketika dia melihat Angui, dia memanggil namanya. Angui melihat ibunya. Dia tampak sangat tua dan lusuh. Ia malu. Istrinya bertanya siapa wanita tua itu, tapi dia mengatakan bahwa dia tidak tahu siapa dia. Angui kemudian meminta anak buahnya untuk terus berlayar. Kapal tidak berhenti.
Nini Kudampai begitu sedih, dan dia juga sangat marah. Dia mengutuk Angui karena mengabaikannya. Dia telah menunggu anaknya untuk datang kembali. Dan ketika ia tiba, ia mengabaikannya dan tidak mau mengakui dia sebagai ibunya.
Tuhan mendengar wanita tua yang berdoa. Tiba-tiba hujan jatuh berat. Guntur menyerang kapal. Kapal itu terbalik! Kapal akhirnya terdampar. Perlahan-lahan kapal berubah menjadi sebuah batu besar. Kemudian, batu besar perlahan-lahan berubah menjadi sebuah gua. Orang kemudian diberi nama gua itu sebagai Gua Batu Hapu. ***
Pesan Moral
Kisah ini mengajarkan kita bahwa pentingnya menghargai dan mengakui orang tua kita, tidak peduli seberapa jauh kita telah melangkah dalam hidup. Angui, meskipun sukses dan kaya, melupakan ibunya yang telah berkorban banyak untuknya. Ketika kita mengabaikan orang yang kita cintai, kita bisa kehilangan mereka selamanya. Kebaikan yang diberikan kepada kita seharusnya tidak pernah dilupakan, dan kita harus selalu menghargai pengorbanan mereka.