A Loyal farmer >> English version click here
Cerita Rakyat dari Bali
Dahulu kala, ada sebuah desa kecil di Bali. Para penduduk desa bekerja sebagai petani. Mereka sangat senang. Para dewa memberi mereka tanah yang subur. Mereka selalu memiliki hasil panen yang melimpah. Tidak ada keluarga yang miskin di desa itu.
Suatu hari, seorang pemuda datang ke desa. Dia datang dari tempat yang sangat jauh. Ia pergi ke tempat petani terkaya di desa. Nama petani kaya itu adalah Jero Pasek.
"Nama saya adalah I Tundung. Saya datang ke sini untuk bekerja, Pak. Saya berjanji akan bekerja keras."
"Hmm... Baiklah, Saya akan membiarkan Anda pekerjaan di sawah Saya. Tapi ingat, Saya akan memecat Anda jika malas." kata Jero Pasek .
I Tudung sangat senang. Dia tidak ingin mengecewakan Jero Pasek. Dia bekerja dengan tekun dan sabar. Jero Pasek sangat berterima kasih. Hasil panen menjadi lebih baik. Selain bertani, I Tundung juga merawat hewan ternak seperti ayam, bebek, kambing dan sapi. Jumlah hewan juga meningkat. Jero Pasek menjadi tambah kaya .
Jero Pasek merencanakan untuk meminta I Tundung untuk mengolah ladangnya di Bukit Kangin. Berbeda dengan tanah di desa, tanah di Bukit Kangin tidak subur .
Namun, I Tundung menerimanya dengan senang hati. Dia merasa bahwa Jero Pasek sudah percaya padanya. Dia ingin membayar kepercayaannya dengan memberinya panen besar .
Tanah di bukit itu gersang dan kering. Namun, I Tundung tidak pernah menyerah. Disana terdapat mata air kecil. I Tundung membuat irigasi. Dia menggunakan untuk mengairi tanah.
Berhasil! Tanah itu tidak kering lagi. Tanaman tumbuh dengan sangat baik. Dan lagi mereka mendapat panen yang luar biasa. Sekarang seluruh bukit menjadi hijau berkat I Tundung .
Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Seorang pencuri merampas hasil panen dan hewan.
Sayangnya, I Tundung tidak pernah bisa menangkap pencuri itu. Panen dan hewan terus hilang dan membuat Jero Pasek marah.
"Saya sangat kecewa padamu. Saya telah kehilangan banyak panen dan binatang!"
I Tundung sangat sedih. Dia pergi ke kuil untuk berdoa. Sementara ia bermeditasi, ia mendengar sebuah suara.
"Saya mengenali masalah Anda dan Saya dapat membantu Anda."
"Terima kasih. Saya bersedia melakukan apa pun selama Saya bisa melindungi hasil panen Tuanku dan hewan ternak." kata I Tundung.
"Saya akan mengubah Anda menjadi seekor ular hitam besar. Anda akan hidup di atas bukit dan Anda dapat melindungi panen dan hewan."
I Tundung setuju. Dia tidak ingin membuat tuannya kecewa dan marah padanya. Perlahan-lahan, ia berubah menjadi ular hitam besar.
Sementara itu, Joko Pasek sedang mencari I Tundung. Dan ketika ia tiba di sawah, ia melihat seekor ular hitam besar. Dia begitu terkejut ketika ular itu dapat berbicara!
"Jangan takut, Pak. Ini Saya, I Tundung. Mulai sekarang, Saya akan selalu melindungi panen dan hewan ternak."
Jero Pasek sangat sedih. Dia tidak pernah dbermaksud meminta I Tundung untuk berbuat sejauh itu. Tapi semua sudah terlambat. ***