Search This Blog

Kutukan Joko Bandung

The Curse of Joko Bandung >> English version

Cerita rakyat dari Yogyakarta

DAHULU, ada dua kerajaan. Mereka Pengging Raya dan Prambanan Raya. Raja-raja itu berkelahi. Mereka berperang! Raja Pengging adalah Joko Bandung. Dia sangat kuat dan berkuasa. Dia memiliki keterampilan seni bela diri yang besar. Dia memimpin tentara dan bertempur dengan gagah berani.

Sementara itu, Prabu Boko, raja Prambanan mengirim raksasa untuk melawan Joko Bandung. Nama raksasa itu adalah Bandawasa.







Bandawasa sangat besar. Joko Bandung tidak takut dengan raksasa. Mereka berkelahi. Dan akhirnya Joko Bandung memenangkan pertarungan. Sebelum meninggal, roh Bandawasa bergabung rohJoko Bandung. Hal itu membuat Joko Bandung menjadi lebih kuat. Dia kemudian menambahkan nama Bandawasa ke namanya. Namanya berubah menjadi Joko Bandung Bandawasa.

Joko Bandung dan tentaranya menyerang istana Prambanan Raya. Joko Bandung sedang mencari Prabu Boko. Dia ingin membunuh raja Prambanan Raya. Joko Bandung lebih kuat. Dia membunuh Prabu Boko.

Joko Bandung menduduki istana. Dia meminta keluarga semua Prabu Boko dikumpulkan. Dia bertemu putri Prabu Boko yang cantik. Namanya Roro Jonggrang. ia jatuh cinta padanya. Dia ingin menikahinya.

Roro Jonggrang tidak mau menikah dengannya. Dia benci Joko Bandung. Namun ia takut dan tidak punya keberanian untuk menolak lamaran pernikahan. Dia punya ide bagaimana untuk menolak proposal.

Dia akan meminta Joko Bandung untuk membangun 1.000 candi hanya dalam satu malam. Jika ia bisa membangun candi, Roro Jonggrang akan menikah dengannya. Joko Bandung setuju. Dia menerima tantangan. Dia tidak khawatir, ia akan meminta jin dan roh-roh untuk membantunya.

Joko Bandung dan jin-jinnya mulai bekerja. Mereka membangun kuil satu per satu. Roro Jonggrang benar-benar khawatir. Dia tahu Joko Bandung tidak bisa menyelesaikan pembangunan 1.000 candi sebelum matahari naik.

Dia berpikir sangat keras. Dia harus menemukan cara bagaimana untuk menghentikan jin dan roh mondar-mandir membangun kuil-kuil. Tiba-tiba dia punya ide.

Dia meminta semua gadis untuk membuat banyak suara dengan menggiling beras dalam lesung. Dia juga meminta mereka untuk membuat api. Dia melompat bahwa roh-roh dan jin akan berpikir bahwa matahari akan meningkat.

Itu bekerja! Kebisingan dan api membangunkan ayam jantan. Ayam-ayam jantan berkokok. Roh-roh dan jin berpikir pagi hari akan segera tiba.

Dan mereka juga berpikir matahari akan segera terbit. Roh-roh dan jin takut akan sinar matahari. Mereka meninggalkan Joko Bandung sendirian. Joko Bandung sangat marah! Dia tahu Roro Jonggrang itu plying trik pada dirinya.

"Kenapa kau melakukan itu? Jika Anda tidak ingin menikah, mengapa kau tidak mengatakan itu? Anda hanya mencari alasan untuk menolak saya!" kata Joko Bandung.

Dia melanjutkan, "Kamu sangat keras kepala seperti batu. Saya mengutuk Anda untuk menjadi patung!"

kekuatan sihir Joko Bandung telah berubah Roro Jonggrang menjadi patung! Sejak itu orang yang memberi nama kuil-kuil yang dibangun para roh dan jin bernama Candi Sewu. Dan orang-orang juga menyebut Candi Prambanan sebagai candi Roro Jonggrang. ***








Pesan Moral:

Cerita Joko Bandung mengajarkan kita bahwa kekuatan dan kekuasaan harus disertai dengan kebijaksanaan dan pengertian. Kemarahan dan tindakan impulsif Joko Bandung menyebabkan konsekuensi yang tidak dapat diubah, yaitu mengubah Roro Jonggrang menjadi batu, yang menunjukkan bahwa bereaksi dengan kemarahan dapat menyakiti orang lain dan menimbulkan penyesalan. Cerita ini menekankan bahwa kekuatan sejati terletak pada kesabaran dan kemampuan untuk mendengarkan perasaan dan sudut pandang orang lain.





Ayo Baca Cerita yang lain!

No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection