The Legend of Bagga Stone | English version
Cerita rakyat dari Sulawesi Tengah
Dahulu kala di Tolitoli, Sulawesi Tengah, hidup seorang pria dengan anaknya di sebuah gubuk.
Nama pria itu adalah Intobu dan nama anaknya adalah Impalak. Istri Intobu meninggal dunia ketika Impalak masih bayi.
Impalak adalah anak yang rajin dan patuh. Intobu dan Impalak adalah nelayan yang miskin. Mereka tidak memiliki kapal besar untuk pergi memancing. Mereka hanya menggunakan sampan kecil. Mereka benar-benar ingin memiliki kapal besar sehingga mereka bisa memiliki banyak ikan. Orang-orang lokal di sana yang bernama kapal besar seperti Bagga.
Impalak ingin menjadi kaya. Dia meminta izin dari ayahnya untuk meninggalkan dia untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Meskipun itu sangat sulit, ayahnya membiarkan dia pergi. Impalak berjanji kepada ayahnya bahwa ia akan kembali setelah dia kaya.
Impalak pergi ke pelabuhan. Dia melihat sebuah bagga atau perahu layar. Dia datang ke pemilik dan berkata, "Bolehkah Saya bergabung dengan Anda untuk berlayar di bagga Anda? Saya akan bekerja keras, Pak," kata Impalak.
Pemilik setuju. Dia membiarkan Impalak bergabung Bagga nya. Impalak senang. impiannya untuk menjadi orang kaya akan segera terwujud.
Impalak bekerja sangat keras. pemilik Bagga ini sangat senang dengan dia. Impalak juga terampil menangka[p ikan. Setelah Impalak bergabung, mereka selalu punya banyak ikan.
Pemilik bagga merencanakan untuk meminta Impalak untuk menikahi putrinya. Jadi ketika mereka tiba di tempat pemilik bagga, mereka menggelar pernikahan. mimpi Impalak ini benar-benar menjadi kenyataan. Dia adalah seorang pria kaya dan memiliki bagga yang besar!
Beberapa tahun berlalu, tapi Impalak tidak pernah kembali ke rumah. Sayangnya ia sudah lupa janjinya kepada ayahnya.
Sementara itu, ayah Impalak ini, Intobu, selalu berfikir tentang anaknya. Setiap hari ia pergi ke pelabuhan. Setiap kali bagga datang, dia selalu mencarinya. Tapi dia tidak pernah menemukan anaknya.
Suatu hari istri Impalak megajak Impalak untuk berlayar. Badai datang dan secara tidak sengaja tiba di kampung halaman Impalak.
Intobu melihat bagga besar. Dia merasa bahwa Impalak berada di dalam Bagga tersebut. Dan dia benar! Impalak ada di sana!
"Impalak? Impalak? "Kata ayahnya.
"Aku ayahmu!"
"Siapa orang tua itu?" Tanya istri Impalak ini.
"Saya tidak tahu. Mungkin dia hanya seorang pria tua gila," kata Impalak.
Sebenarnya ia tahu itu ayahnya. Tapi ia malu dengan istrinya.
"Pergilah, Anda orang gila! Anda bukan ayahku! "Kata Impalak.
"Impalak! Tunggu aku!" Intobu mendayung sampannya. Dia ingin bertemu anaknya.
Namun, Impalak meminta krunya untuk meninggalkan. Mereka meninggalkan Intobu.
Intobu sangat sedih. Dia tahu Impalak sudah melupakannya. Dia berdoa kepada Tuhan untuk menghukum dia.
Sekali lagi badai menyerang bagga milik Impalak. Kali ini lebih kuat. Akhirnya bagga itu terdampar. Perlahan bagga berubah menjadi sebuah batu besar. Sampai saat ini batu tersebut masih dalam Tolitoli, Sulawesi Tengah. Orang yang bernama batu sebagai Batu Bagga. ***
Cerita rakyat dari Sulawesi Tengah
Dahulu kala di Tolitoli, Sulawesi Tengah, hidup seorang pria dengan anaknya di sebuah gubuk.
Nama pria itu adalah Intobu dan nama anaknya adalah Impalak. Istri Intobu meninggal dunia ketika Impalak masih bayi.
Impalak adalah anak yang rajin dan patuh. Intobu dan Impalak adalah nelayan yang miskin. Mereka tidak memiliki kapal besar untuk pergi memancing. Mereka hanya menggunakan sampan kecil. Mereka benar-benar ingin memiliki kapal besar sehingga mereka bisa memiliki banyak ikan. Orang-orang lokal di sana yang bernama kapal besar seperti Bagga.
Impalak ingin menjadi kaya. Dia meminta izin dari ayahnya untuk meninggalkan dia untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Meskipun itu sangat sulit, ayahnya membiarkan dia pergi. Impalak berjanji kepada ayahnya bahwa ia akan kembali setelah dia kaya.
Impalak pergi ke pelabuhan. Dia melihat sebuah bagga atau perahu layar. Dia datang ke pemilik dan berkata, "Bolehkah Saya bergabung dengan Anda untuk berlayar di bagga Anda? Saya akan bekerja keras, Pak," kata Impalak.
Pemilik setuju. Dia membiarkan Impalak bergabung Bagga nya. Impalak senang. impiannya untuk menjadi orang kaya akan segera terwujud.
Impalak bekerja sangat keras. pemilik Bagga ini sangat senang dengan dia. Impalak juga terampil menangka[p ikan. Setelah Impalak bergabung, mereka selalu punya banyak ikan.
Pemilik bagga merencanakan untuk meminta Impalak untuk menikahi putrinya. Jadi ketika mereka tiba di tempat pemilik bagga, mereka menggelar pernikahan. mimpi Impalak ini benar-benar menjadi kenyataan. Dia adalah seorang pria kaya dan memiliki bagga yang besar!
Beberapa tahun berlalu, tapi Impalak tidak pernah kembali ke rumah. Sayangnya ia sudah lupa janjinya kepada ayahnya.
Sementara itu, ayah Impalak ini, Intobu, selalu berfikir tentang anaknya. Setiap hari ia pergi ke pelabuhan. Setiap kali bagga datang, dia selalu mencarinya. Tapi dia tidak pernah menemukan anaknya.
Suatu hari istri Impalak megajak Impalak untuk berlayar. Badai datang dan secara tidak sengaja tiba di kampung halaman Impalak.
Intobu melihat bagga besar. Dia merasa bahwa Impalak berada di dalam Bagga tersebut. Dan dia benar! Impalak ada di sana!
"Impalak? Impalak? "Kata ayahnya.
"Aku ayahmu!"
"Siapa orang tua itu?" Tanya istri Impalak ini.
"Saya tidak tahu. Mungkin dia hanya seorang pria tua gila," kata Impalak.
Sebenarnya ia tahu itu ayahnya. Tapi ia malu dengan istrinya.
"Pergilah, Anda orang gila! Anda bukan ayahku! "Kata Impalak.
"Impalak! Tunggu aku!" Intobu mendayung sampannya. Dia ingin bertemu anaknya.
Namun, Impalak meminta krunya untuk meninggalkan. Mereka meninggalkan Intobu.
Intobu sangat sedih. Dia tahu Impalak sudah melupakannya. Dia berdoa kepada Tuhan untuk menghukum dia.
Sekali lagi badai menyerang bagga milik Impalak. Kali ini lebih kuat. Akhirnya bagga itu terdampar. Perlahan bagga berubah menjadi sebuah batu besar. Sampai saat ini batu tersebut masih dalam Tolitoli, Sulawesi Tengah. Orang yang bernama batu sebagai Batu Bagga. ***
Pesan Moral:
Kisah Impalak dan ayahnya, Intobu, mengajarkan kita tentang pentingnya menghormati janji dan menjaga hubungan dengan keluarga. Meskipun Impalak mencapai kekayaan dan kesuksesan, pengabaiannya terhadap ayahnya dan kegagalannya untuk pulang membawa akhir yang tragis. Kisah ini mengingatkan kita bahwa kesuksesan sejati bukan hanya tentang keuntungan pribadi tetapi juga tentang tetap setia pada komitmen kita dan menghargai hubungan yang paling penting.