Bujang Katak





Cerita Rakyat dari Bangka Belitung

Ada seorang wanita tua. Dia tinggal sendirian di gubuknya. Dia adalah petani miskin. Dia semakin tua dan semakin lemah. Dia tidak punya suami tapi dia berdoa kepada tuhan untuk memberinya anak laki-laki. Dia berharap anaknya bisa membantunya bekerja di sawah.

"Tuhan, tolong beri aku anak laki-laki. Saya benar-benar ingin memiliki anak meskipun dia terlihat seperti katak ", doakan wanita tua itu.

Tuhan menjawabnya berdoa. Dia hamil dan akhirnya bayi itu lahir. Anehnya bayi itu tampak seperti katak. Kepala dan kulitnya seperti kepala dan kulit kodok. Awalnya, wanita tua itu sedih. Namun, belakangan dia bersyukur kepada tuhan. Dia membesarkan anaknya dengan penuh cinta. Bayi itu tumbuh sebagai orang baik. Dia sangat kuat dan taat kepada ibunya. Orang memanggilnya Bujang Katak. Bujang berarti seorang pemuda.




Bujang Katak tumbuh dewasa. Dia ingin menikah. Namun dia tidak mau menikahi gadis di desanya. Dia ingin menikahi salah satu dari tujuh anak perempuan raja!

Dia menceritakan rencananya pada ibunya. Ibunya sedih. Dia tahu bahwa raja akan menolak lamarannya. Tapi dia tidak ingin melihat anaknya sedih. Dan kemudian mereka sampai di istana. Bujang Katak memberi tahu raja tentang lamaran.

"Saya sangat menghargai keberanian anak muda anda. Tapi saya tidak bisa membuat keputusan apapun. Saya akan meminta ketujuh anak perempuan saya untuk memberikan pendapat dan keputusan mereka," kata sang raja.

Satu per satu semua tujuh anak perempuannya berbicara. Putri pertama tidak mengatakan hal baik tentang Bujang Katak. Dia menghina dia.

"Kamu sangat jelek. Tak heran orang memanggilmu Bujang Katak. Anda benar-benar terlihat seperti kodok. Saya tidak ingin punya suami yang mirip katak ", kata putri pertama.

Putri kedua juga mengatakan hal buruk kepadanya.

"Kamu sangat miskin. Saya tidak ingin punya suami yang malang ". Jadi anak perempuan lainnya membicarakan hal buruk tentang dia.

Akhirnya putri bungsu itu mengajaknya bicara. Dia adalah putri terindah dan terindah. Dia tidak mengatakan hal buruk tentang dia. Dia menerima usulan menikah Bujang Katak!

"Saya akan menikahi dia, Bapa" kata anak perempuan termuda kepada raja.

Semua orang terkejut. Semua suster menertawakannya. Raja kaget! Dia tidak pernah berpikir bahwa salah satu putrinya akan menikahi Bujang Katak. Dia ingin membatalkan menikah. Maka ia meminta Bujang Katak melakukan sesuatu yang sangat sulit.

"Saya akan membiarkan Anda menikahi anak perempuan saya tapi Anda harus membangun jembatan emas dari rumah Anda ke istana ini," kata raja.

Bujang Katak dan ibunya pulang. Ibunya sangat sedih dan bingung.

"Bagaimana Anda bisa membangun jembatan emas, Nak?" Dia bertanya pada Bujang Katak.

"Jangan khawatir, Ibu. Saya akan berdoa kepada Tuhan untuk membantu saya," kata Bujang Katak.

Kemudian Bujang Katak berdoa siang dan malam. Suatu malam, hal menakjubkan terjadi. Kulit kodoknya terlepas dari tubuhnya. Kepalanya juga berubah. Ia menjadi pria yang sangat tampan. Ibunya membakar kulit yang telah dilepas. Hebatnya kulit berubah menjadi emas. Mereka punya banyak emas. Perlahan mereka membangun jembatan dengan menggunakan emas.

Akhirnya jembatan itu dapat dibangun dari rumah ke istana raja. Putri bungsunya sangat senang. Suaminya sangat tampan dan juga sangat kaya. Dia punya banyak emas. Semua saudara perempuannya cemburu. Mereka bahkan lebih cemburu saat raja meminta Bujang Katak untuk menjadi raja baru. ***





Ayo Baca Cerita yang lain!

No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection