Search This Blog

Nyi Mas Belimbing

Dilema Belimbing: Pelajaran Cinta dan Pengambilan Keputusan


English Version | Nyi Mas Belimbing

Cerita Rakyat dari Jawa Barat

Dahulu kala di Ujung Kulon, Banten, ada sebuah desa kecil. Kepala desanya adalah Resi Rarata. Ia adalah orang suci. Ia memiliki kesaktian yang besar. Resi Rarata memiliki seorang putri yang cantik. Namanya Nyi Mas Belimbing Banyak pria jatuh cinta padanya, salah satunya adalah Ki Pandam Alam, putra Sang Hyang Tenggulung, sama seperti Resi Rarata, Sang Hyang Tenggulung juga memiliki kesaktian yang besar.

Ki Pandam AIam sangat mencintai Nyi Mas Belimbing. Ia ingin menikahinya. Namun, Nyi Mas Belimbing tidak mencintainya. Jadi ia menolak lamaran pernikahan tersebut. Ki Pandam Alam tidak menyerah. Ia sabar menunggunya mencintainya. Nyi Mas Belimbing ada di halaman belakang rumahnya, tampak bingung, sudah berhari-hari seperti ini. Ayahnya memperhatikannya, ingin tahu apa yang mengganggu pikirannya.

"Anakku, adakah yang bisa saya bantu? Kamu terlihat bingung. Ada apa?"

Nyi Mas Belimbing tahu ayahnya sangat menyayanginya, tapi dia malu bercerita pada ayahnya tentang masalahnya, dan akhirnya dia bercerita.

"Ayah, saya sedang jatuh cinta dengan seseorang. Namanya Sunan Gunung Jati. Dia tinggal di Cirebon. Saya tidak pernah bertemu dengannya. Aku baru saja bertemu dengannya dalam mimpiku. Ayah, bolehkah saya pergi ke Cirebon untuk bertemu dengannya?"

"Tidak! Tidak baik bagi seorang wanita untuk bertemu dengan seorang pria. Jika dia memang ditakdirkan menjadi suamimu, biarkan dia datang ke sini dan menemuimu."

Nyi Mas Belimbing sedih, dia pernah mendengar bahwa Sunan Gunung Jati adalah orang suci, Dia mengajarkan tentang Islam kepada orang-orang, Dia sangat mencintainya, namun dia tidak mau melanggar perintah ayahnya.

Hari-hari berlalu dan Nyi Mas Belimbing terus memimpikan Sunan Gunung Jati, dan akhirnya tak dapat menahannya lagi, memutuskan pergi ke Cirebon untuk menemui Sunan Gunung Jati.

Sementara itu, Ki Pandam Alam mendengar bahwa Nyi Mas Belimbing keluar rumah untuk menemui Sunan Gunung Jati di Cirebon. Ia tidak ingin kehilangannya. Ia segera mengikuti Nyi Mas Belimbing. Dan akhirnya ia berhasil menemukannya, dan ia membujuknya untuk pulang ke rumah.

Nyi Mas Belimbing menolaknya, dia sudah mengambil keputusan. Toh dia tahu ayahnya pasti akan marah padanya. Tapi Ki Pandam Alam terus membujuknya. Sayangnya Nyi Mas Belimbing tetap ngotot pergi ke Cirebon.

Ki Pandam Alam perlahan mulai marah. Lalu ia memukulnya! Nyi Mas Belimbing juga marah. Dia balas memukul! Lalu mereka bertengkar.

Ni Mas Belimbing bukanlah gadis biasa, ayahnya telah mengajarinya banyak hal, termasuk ilmu silat. Dan perlahan Ki Pandam Alam kalah dalam pertarungan tersebut. Ia pun pulang ke rumah.

Ki Pandam Alam bercerita kepada ayahnya, Sang Hyang Tenggulung, tentang perkelahian tersebut. Ia mengatakan kepada ayahnya bahwa ia tidak ingin kehilangannya. Lalu, ayahnya menggunakan kesaktiannya. Ia mengubah penampilan Ki Pandam Alam. Ia diubah menjadi Sunan Gunung Jati.

Dan ketika Nyi Mas Belimbing bertemu dengan Sunan Gunung Jati yang palsu, dia sangat senang, dia tidak tahu bahwa itu bukan Sunan Gunung Jati yang asli.

Tak lama kemudian mereka menikah. Sayangnya, keajaiban yang mengubah Ki Pandam Alam sebagai Sunan Gunung Jati telah usaai. Nyi Mas Belimbing sangat sedih! Dia sangat menyesal tidak mendengarkan ayahnya.

Dia tidak mau pulang, apalagi dia hamil, dia tidak ingin membuat malu ayahnya karena dia. Nyi Mas Belimbing kemudian mengakhiri nyawanya sendiri. Orang-orang kemudian menguburkan tubuhnya.

Anehnya, mereka mendengar seorang bayi menangis dari kuburan. Mereka menceritakan kepada Sunan Cunung Jati yang asli tentang suara tangisan tersebut. Ia meminta orang-orang untuk menggali kuburan tersebut. Belakangan, penduduk terkejut. Di dalamnya, mereka menemukan seorang bayi laki-laki. Dan dia masih hidup!

Sunan Cunung Jati sangat menyayangi anak itu. Ia menamai anak itu Cikal. Dan ia mengadopsi Cikal sebagai putranya. Dan ketika Cikal dewasa, ia juga mengajarkan Islam kepada masyarakat. ***


Berhati-hati dengan Keputusan: Pelajaran dari Sunan Gunung Jati

Pesan moral dalam cerita ini mungkin mencakup tema kesalahan dalam mengambil keputusan, kepatuhan kepada orang tua, dan konsekuensi dari tindakan impulsif. Pesan moral dalam cerita ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

  1. Kesalahan dalam Mengambil Keputusan: Nyi Mas Belimbing membuat kesalahan dengan tidak mendengarkan nasihat ayahnya dan mengambil keputusan impulsif untuk pergi ke Cirebon tanpa izin. Hal ini mengajarkan pentingnya mempertimbangkan konsekuensi dari setiap tindakan yang diambil.
  2. Kepatuhan kepada Orang Tua: Meskipun cinta yang mendalam terhadap Sunan Gunung Jati, Nyi Mas Belimbing harusnya lebih mematuhi larangan ayahnya. Kepatuhan kepada orang tua dapat mencegah terjadinya konflik dan kesedihan di kemudian hari.
  3. Konsekuensi dari Tindakan Impulsif: Perbuatan impulsif dapat memiliki konsekuensi yang serius. Ketika Ki Pandam Alam berusaha memaksa Nyi Mas Belimbing pulang dan terlibat dalam pertengkaran, akhirnya menyebabkan tragedi yang mengubah arah hidup mereka.
  4. Kejujuran dan Kehormatan: Sang Hyang Tenggulung dan Ki Pandam Alam menggunakan kecurangan dan ilusi untuk mencapai tujuan mereka, yang akhirnya membawa dampak negatif. Hal ini menekankan pentingnya kejujuran dan kehormatan dalam mencapai tujuan hidup.
  5. Penerimaan dan Pembelajaran dari Kesalahan: Cerita menunjukkan bahwa meskipun Nyi Mas Belimbing melakukan kesalahan, akhirnya muncul harapan baru dalam bentuk anaknya, Cikal. Ini menggambarkan pentingnya menerima kesalahan dan belajar darinya untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

Pesan-pesan moral ini memberikan wawasan tentang nilai-nilai seperti kesadaran akan konsekuensi, kepatuhan, integritas, dan kemampuan untuk tumbuh dan belajar dari kesalahan.





Ayo Baca Cerita yang Lain!

No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection