Bab 2: Komisi Kerajaan
English Version: Chapter 2: The Royal Commission
Ciptakarsa berdiri di hadapan gerbang megah istana kerajaan, detak jantungnya berdegup kencang oleh antisipasi. Undangan dari istana kerajaan untuk membuat serangkaian lukisan yang merayakan prestasi kerajaan adalah kesempatan sekali seumur hidup, dan ia bertekad untuk memanfaatkannya sebaik mungkin.
Saat ia memasuki halaman istana, ia disambut oleh pemandangan dan suara keagungan - taman-taman indah yang dipenuhi oleh bunga-bunga eksotis, paviliun-paviliun elegan yang dihiasi dengan ukiran-ukiran rumit, dan keramaian para pejabat istana yang sibuk menjalankan tugas mereka.
Di tengah-tengah istana, Ciptakarsa dipersilakan masuk ke hadapan seorang raja yang bijaksana dan murah hati yang cintanya pada seni dan budaya terkenal di seluruh kerajaan.
"Salam, Ciptakarsa," kata raja dengan suara hangat. "Saya telah mendengar banyak tentang bakat Anda sebagai seorang pelukis, dan saya merasa terhormat Anda menerima tugas ini untuk kemuliaan Majapahit."
Ciptakarsa membungkuk dengan hormat. "Terima kasih, Yang Mulia. Ini adalah kehormatan terbesar bagi saya untuk melayani kerajaan dengan cara ini."
Raja tersenyum. "Saya sangat percaya pada kemampuan Anda, Ciptakarsa. Saya yakin Anda akan menangkap essensi dari Majapahit dalam lukisan Anda, karena mereka akan menjadi saksi dari kebesaran kita untuk generasi mendatang."
Dengan restu raja, Ciptakarsa mulai bekerja, membenamkan dirinya dalam dunia istana kerajaan. Ia menghabiskan berjam-jam menjelajahi lorong-lorong istana, menggambar adegan-adegan pesta kerajaan, pertemuan diplomatik, dan prosesi seremonial. Ia mencari inspirasi dalam wajah para pejabat istana dan pelayan, setiap satu di antaranya menjadi saksi hidup dari keberagaman dan kekayaan budaya Majapahit.
Namun di tengah kebesaran istana, pikiran Ciptakarsa terus kembali kepada misteri masa lalu - ruang-ruang tersembunyi dan reruntuhan yang terlupakan yang menyimpan kunci sejarah Majapahit. Ia tahu bahwa untuk benar-benar menangkap semangat kerajaan, ia harus lebih dalam menyelami rahasia-rahasianya.
Suatu hari, ketika ia menjelajahi arsip-arsip istana, Ciptakarsa secara kebetulan menemukan sebuah naskah kuno yang bercerita tentang sebuah kota hilang yang tersembunyi dalam hutan belantara, sebuah kota yang konon menjadi tempat kelahiran Majapahit itu sendiri. Tertarik, ia bertekad untuk mengungkap kebenaran di balik legenda tersebut.
Dengan Kadek di sisinya, Ciptakarsa memulai perjalanan ke dalam hati hutan belantara, di mana candi-candi kuno dan reruntuhan-reruntuhan yang ditumbuhi tanaman liar tersembunyi di bawah kanopi pepohonan. Dipandu oleh kata-kata naskah kuno itu, mereka mengikuti jalan berliku melalui semak belukar dan sungai-sungai berliku, hingga akhirnya mereka sampai di suatu lapangan di mana kota hilang berdiri.
Saat mereka menjelajahi reruntuhan itu, Ciptakarsa merasakan perasaan kagum menyapuinya. Di sini, dalam kota yang terlupakan ini, terletak hati sejati Majapahit - bukti dari asal-usul kekaisaran dan keteguhan hati rakyatnya.
Dengan setiap langkah, visi Ciptakarsa untuk lukisannya semakin jelas. Karena dalam reruntuhan masa lalu, ia telah menemukan bukan hanya inspirasi, tetapi juga pemahaman yang lebih dalam tentang apa artinya menjadi bagian dari Majapahit - sebuah warisan yang akan hidup melalui karyanya selama berabad-abad.
Gema Majapahit
Bab 3: Perjalanan ke Dalam Hutan Belantara
Bab 6: Kebingungan dan Tekanan
Chapter 8: Sebuah Visi Baru Terlahir
No comments:
Post a Comment