Kemenangan Kebaikan: Pelajaran dalam Perbuatan Baik
Garlic and Red Onion >> English Version Click Here
Cerita Rakyat dari Jawa Tengah
Bawang Putih tinggal bersama ibu tirinya dan kakak tirinya, Bawang Merah. Ibu Bawang Putih meninggal ketika dia masih bayi. Ayahnya menikah lagi dengan wanita lain dan kemudian saudara tiri perempuannya lahir.
Sayangnya, tidak lama setelah itu ayahnya meninggal. Sejak itu, kehidupan Bawang Putih begitu menyedihkan. Ibu tirinya dan langkah adiknya diperlakukan Bawang Putih dengan buruk dan selalu memintanya untuk melakukan semua pekerjaan rumah tangga.
Suatu pagi, Bawang Putih sedang mencuci pakaian di sungai. Tanpa sengaja, pakaian ibunya hanyut ke sungai. Dia benar-benar khawatir sehingga dia berjalan di sepanjang tepi sungai mencarinya. Akhirnya dia bertemu dengan seorang wanita tua. Dia berkata bahwa dia menyimpan pakaian dan akan memberi mereka kembali ke Bawang Putih jika dia membantu wanita tua melakukan pekerjaan rumah tangga.
Bawang Putih membantunya dengan senang hati. Setelah semuanya selesai, wanita tua mengembalikan pakaian. Dia juga memberi Bawang Putih hadiah yaitu dua labu, satu labu kecil dan besar. Bawang Putih harus memilih salah satu.
Bawang Putih bukan gadis serakah. Jadi dia mengambil labu kecil. Setelah mengucapkan terima kasih wanita tua, Bawang Putih kemudian pulang. Ketika dia tiba di rumah, ibu tirinya dan Bawang Merah marah. Mereka telah menunggunya sepanjang hari. Bawang Putih kemudian menceritakan tentang pakaian, perempuan tua, dan labu. Ibunya benar-benar marah sehingga ia meraih labu dan membantingnya ke lantai. Tiba-tiba mereka semua terkejut. Di dalam labu mereka menemukan perhiasan.
"Bawang Merah, cepatlah. Pergi ke sungai dan melemparkan pakaian saya ke dalam air. Setelah itu, menemukan wanita tua. Ingat, Anda harus mengambil labu besar," ibu tiri meminta Bawang Merah untuk melakukan hal yang sama dengan Bawang Pengalaman Putih itu.
Bawang Merah segera pergi ke sungai. Dia melemparkan pakaian dan berpura-pura untuk mencari mereka. Tidak lama setelah itu, dia bertemu dengan wanita tua. Sekali lagi dia bertanya kepada Bawang Merah untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Dia menolak dan meminta wanita tua untuk memberinya labu besar.
Wanita tua itu memberinya labu besar. Bawang Merah sangat senang. Dia berlari sangat cepat. Ketika dia tiba di rumah, ibunya tidak sabar. Dia langsung menghancurkan labu ke lantai. Mereka berteriak-teriak. Ada banyak ular di dalam labu! Mereka benar-benar takut. Mereka takut ular akan menggigit mereka.
"Bu, aku pikir Tuhan hanya menghukum kita. Kami telah melakukan hal-hal buruk kepada Bawang Putih. Dan Tuahnh tidak suka itu. Kita harus meminta maaf kepada Bawang Putih," kata Bawang Merah.
Akhirnya mereka berdua menyadari kesalahan mereka. Mereka meminta maaf dan Bawang Putih mengampuni mereka. Sekarang keluarga itu tidak miskin lagi. Bawang Putih memutuskan untuk menjual semua perhiasan dan menggunakan uang itu untuk kehidupan sehari-hari mereka.***
Pesan Moral: Pentingnya sikap baik dan kebaikan hati
Pesan moral dari cerita ini adalah tentang pentingnya sikap baik dan kebaikan hati. Meskipun Bawang Putih telah ditindas oleh ibu tirinya dan saudara tirinya, dia tetap mempertahankan hati yang baik dan mau membantu orang lain tanpa pamrih ketika bertemu dengan orang tua tersebut. Kebaikan hati Bawang Putih yang tulus dibalas dengan keberuntungan, sedangkan keegoisan dan kejahatan Bawang Merah dan ibu tirinya menyebabkan mereka mendapatkan hukuman yang pantas dari perbuatan buruk mereka. Pesan moralnya adalah bahwa tindakan baik akan dibalas dengan kebaikan, sementara tindakan jahat akan mendatangkan akibat buruk. Kesadaran akan kesalahan dan kemauan untuk meminta maaf serta memberi maaf adalah kunci untuk memperbaiki kesalahan dan menciptakan perubahan yang baik dalam hidup.