Buaya Perunggu

The Bronze Crocodile | English Version

Cerita rakyat dari Maluku

Dahulu kala, di Teluk Baguala, Maluku, tinggal seekor buaya raksasa. Buaya itu sangat besar. Ekornya panjang dan giginya tajam.

Si buaya tampak sangat menyeramkan. Warna kulitnya perunggu dan itu dapat membuat manusia dan binatang yang baru saja melihat buaya merasa ketakutan. Buaya itu bernama buaya perunggu.

Meskipun buaya tampak sangat menyeramkan, semua binatang di teluk sangat mencintainya. Mengapa? Bagaimana ini bisa terjadi? Mengapa semua binatang menyukai buaya? Nah itu karena buaya melindungi mereka. Ya, buaya perunggu adalah rajanya. Semua binatang di teluk hidup bahagia dan damai. Itu adalah hari yang indah sementara kepiting tampak sangat khawatir.







"Hei, ada apa denganmu?" Tanya seekor ikan.

"Aku ... aku ... aku ..." kepiting itu tidak bisa bicara.

"Tenanglah, lalu ceritakan apa yang terjadi."

"Ada seekor ular besar yang datang ke teluk kami, dia mencoba memakanku, untung aku bisa kabur," kata kepiting itu.

Di tengah percakapan mereka, datanglah seorang gurita.

"Astaga ... Anda tidak akan percaya apa yang baru saja terjadi pada saya," kata si gurita.

"Kenapa? Apa yang terjadi?" Tanya ikan itu.

"Seekor ular besar baru saja menyerang saya, dia hampir memakan saya, untung saya bisa lolos," kata si gurita dengan gugup.

"Kita tidak bisa membiarkan ini terjadi, kita harus melaporkannya kepada raja kita," kata ikan itu.

"Saya setuju, mari bertemu dengan raja kita!" Kata si gurita.

Ketiganya segera menemui raja mereka, buaya perunggu. Dalam waktu singkat, mereka masuk ke tempat buaya perunggu,

"Yang Mulia, kita punya kabar buruk! Seekor ular besar akan sampai ke tempat kita, dia mengganggu kita dan mencoba memakan kita!" Kata si kepiting.

"Aku harus menghentikan ular itu!" Kata buaya perunggu.

Dia melanjutkan,

"Dimana dia? Dimana saya bisa menemukannya?"

"Saya akan menunjukkan di mana dia, Yang Mulia Tolong ikuti saya," kata si gurita.

Si buaya dengan berani mengikuti gurita. Dia sangat marah! Dia benci tempatnya terganggu.

"Di sana, Yang Mulia! Itu ular yang mencoba memakanku," kata si gurita. Dia menunjuk seekor ular besar.

"Terima kasih, sekarang kamu bisa pulang," kata si perunggu buaya.

"Hei, kamu apa yang kamu lakukan disini?" Tanya si buaya perunggu ke ular itu dengan marah.

"Saya lapar saya mau makan," kata si ular sombong.

"Anda tidak bisa melakukannya di sini! Anda tidak disambut! Pergi!" Tanya si buaya.

"Ha ha ha ... aku tidak mau pergi, aku suka tempat ini dan aku akan tetap di sini!"

"Kalau begitu aku harus melawanmu," kata si buaya.

Pertarungan antara buaya perunggu dan ular itu tak terbendung. Pertarungan itu sangat mengerikan.

Untung buaya perunggu itu jauh lebih kuat dari pada ular. Segera, ular itu mati. Semua binatang sangat senang. Mereka tidak perlu khawatir lagi.

Sampai saat ini, masyarakat Maluku percaya bahwa buaya perunggu masih tinggal di Teluk Baguala. Buaya sering menunjukkan dirinya dan setelah itu, banyak ikan akan mengikutinya. Itulah mengapa orang senang saat melihat buaya perunggu karena nantinya bisa menangkap banyak ikan. ***





Ayo Baca Cerita yang Lain!

No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection