Anak Sapi dan Buaya: Pelajaran Bijak tentang Kepercayaan dan Konsekuensi
The Calf and the Crocodile >> English Version
Cerita Rakyat dari Kalimantan Tengah
Seekor anak sapi ingin bermain di luar sarangnya.
"Bu, bisakah saya bermain di luar?"
"Baiklah. Tapi jangan bermain di dekat sungai. Seekor buaya tinggal di sana. Dia akan memakanmu jika ia lapar," kata ibu sapi.
Anak sapi kemudian bergegas pergi. Dia tidak menyadari saat itu ia berada di dekat sungai.
Tiba-tiba ia mendengar binatang meminta bantuan. Dia melihat buaya terjepit di sebuah batang pohon yang besar. Dia tidak bisa bergerak. Dia meminta anak sapi untuk menolongnya.
"Tolong. Ini benar-benar menyakitkan. Tolong bantu saya mengagkat batang pohon ini," buaya menangis.
Anak sapi kemudian mencoba mendorong batang pohon. Setelah buaya bebas, tiba-tiba dia menggigit kaki anak sapi.
"Hei, apa yang Anda lakukan, Pak Buaya?" anak sapi sangat terkejut.
Terima kasih atas bantuanmu, sekarang kamu harus membantuku untuk menjadi santapan siangku. Aku benar-benar lapar," kata buaya.
Dia masih menggigit kaki anak sapi.
Anak sapi sangat sedih, sekarang ia ingat nasihat ibunya untuk tidak bermain di sekitar sungai. Tiba-tiba, seekor monyet lewat. Dia bertanya apa yang terjadi pada mereka.
"Buaya telah berbuat kejam padaku. Saya sudah membantunya tapi sekarang, ia ingin memakan saya," kata betis pada monyet.
"Apakah itu benar? Yah, aku tidak bisa mengatakan jika buaya jahat atau tidak. Saya tidak melihat kejadian itu. Sekarang apakah kamu dapat memperagakan kembali bagaimana kamu membantu buaya?" tanya monyet.
Dia memiliki rencana untuk membantu anak sapi.
Buaya kemudian membuka mulutnya. Anak sapi dan monyet menempatkan batang pohon besar ke tubuh buaya.
Dan kemudian monyet berbisik kepada anak sapi, "Sekarang lari! Buaya bodoh itu tidak bisa makanmu!"
"Terima kasih, Pak Monyet. Kamu sangat pintar. Saya selalu ingat bantuan Anda!"
Anak sapi kemudian berlari secepat yang ia bisa. Dan buaya menyesali kebodohannya. ***
Peringatan Bijak: Tangan Penolong dan Bahaya Tak Terduga dalam 'Anak Sapi dan Buaya'
Pesan moral dari cerita ini dapat diinterpretasikan sebagai pelajaran tentang kehati-hatian dan pentingnya mematuhi nasihat yang diberikan oleh orang tua atau yang lebih berpengalaman. Kehadiran kisah ini menunjukkan bahwa terkadang orang yang kita anggap membutuhkan pertolongan sebenarnya bisa berbalik dan menimbulkan bahaya bagi kita. Oleh karena itu, cerita ini mengajarkan pentingnya bijaksana dalam memberikan bantuan dan selalu memperhatikan lingkungan sekitar untuk menghindari potensi bahaya.
Ayo Baca Cerita yang Lain!
Cerita Rakyat dari Kalimantan Tengah
Seekor anak sapi ingin bermain di luar sarangnya.
"Bu, bisakah saya bermain di luar?"
"Baiklah. Tapi jangan bermain di dekat sungai. Seekor buaya tinggal di sana. Dia akan memakanmu jika ia lapar," kata ibu sapi.
Anak sapi kemudian bergegas pergi. Dia tidak menyadari saat itu ia berada di dekat sungai.
Tiba-tiba ia mendengar binatang meminta bantuan. Dia melihat buaya terjepit di sebuah batang pohon yang besar. Dia tidak bisa bergerak. Dia meminta anak sapi untuk menolongnya.
"Tolong. Ini benar-benar menyakitkan. Tolong bantu saya mengagkat batang pohon ini," buaya menangis.
Anak sapi kemudian mencoba mendorong batang pohon. Setelah buaya bebas, tiba-tiba dia menggigit kaki anak sapi.
"Hei, apa yang Anda lakukan, Pak Buaya?" anak sapi sangat terkejut.
Terima kasih atas bantuanmu, sekarang kamu harus membantuku untuk menjadi santapan siangku. Aku benar-benar lapar," kata buaya.
Dia masih menggigit kaki anak sapi.
Anak sapi sangat sedih, sekarang ia ingat nasihat ibunya untuk tidak bermain di sekitar sungai. Tiba-tiba, seekor monyet lewat. Dia bertanya apa yang terjadi pada mereka.
"Buaya telah berbuat kejam padaku. Saya sudah membantunya tapi sekarang, ia ingin memakan saya," kata betis pada monyet.
"Apakah itu benar? Yah, aku tidak bisa mengatakan jika buaya jahat atau tidak. Saya tidak melihat kejadian itu. Sekarang apakah kamu dapat memperagakan kembali bagaimana kamu membantu buaya?" tanya monyet.
Dia memiliki rencana untuk membantu anak sapi.
Buaya kemudian membuka mulutnya. Anak sapi dan monyet menempatkan batang pohon besar ke tubuh buaya.
Dan kemudian monyet berbisik kepada anak sapi, "Sekarang lari! Buaya bodoh itu tidak bisa makanmu!"
"Terima kasih, Pak Monyet. Kamu sangat pintar. Saya selalu ingat bantuan Anda!"
Anak sapi kemudian berlari secepat yang ia bisa. Dan buaya menyesali kebodohannya. ***
Peringatan Bijak: Tangan Penolong dan Bahaya Tak Terduga dalam 'Anak Sapi dan Buaya'
Pesan moral dari cerita ini dapat diinterpretasikan sebagai pelajaran tentang kehati-hatian dan pentingnya mematuhi nasihat yang diberikan oleh orang tua atau yang lebih berpengalaman. Kehadiran kisah ini menunjukkan bahwa terkadang orang yang kita anggap membutuhkan pertolongan sebenarnya bisa berbalik dan menimbulkan bahaya bagi kita. Oleh karena itu, cerita ini mengajarkan pentingnya bijaksana dalam memberikan bantuan dan selalu memperhatikan lingkungan sekitar untuk menghindari potensi bahaya.
Anak Sapi Bali |
No comments:
Post a Comment