Ning Rangda

Ning Rangda >> English Edition

Cerita Rakyat dari Kalimantan Selatan

JAMAN dahulu kala, Ada seorang wanita tua bernama Ning Rangda. Dia Apakah yang disebut Ning Karena dia memiliki tubuh tua dan bungkuk. Semua orang Tahu dia Karena dia selalu Membuat gaun pengantin.

Setiap kali orang bertanya mengapa dia menjahit gaun pengantin baru, dia selalu mengatakan bahwa itu adalah untuk calon suaminya. Ingin tahu seluruh cerita mengapa Ning Rangda selalu menjahit gaun pengantin baru? Ayo baca lanjutannya!





Ketika Rangda seorang gadis muda, dia selalu Membantu orang tuanya. Ayahnya adalah penjahit dan Rangda selalu membantunya menjahit gaun. Rangda sangat cantik. Banyak pemuda jatuh cinta padanya.

Putra raja mendengar tentang Rangda. Dia adalah seorang pangeran dari kerajaan dan suatu hari ia menggantikan ayahnya sebagai raja. Pangeran masih lajang dan ingin menikah. Jadi, ia memutuskan untuk pergi ke rumah Rangda. Dia ingin memesan gaun darinya.

Ketika sang pangeran tiba di rumah Rangda, ia jatuh cinta padanya. Setelah mendapatkan gaunnya, ia segera kembali ke istana. Dia ingin memberitahukan ayahnya bahwa ia sudah menemukan calon istrinya.


Namun, ketika pangeran tiba di istana, ia menderita penyakit yang parah. Dia menderita demam tinggi.

Dan setiap kali sang pangeran tidur, dia selalu membisikkan sebuah nama, "Rangda, Rangda, Rangda."

Raja itu benar-benar khawatir. Dia bertanya penasihat tentang nama Rangda. Penasihat kemudian mengatakan kepada raja tentang Rangda yang indah. raja tahu bahwa anaknya jatuh cinta padanya. Raja kemudian meminta tentara untuk membawa dia dan pangeran ke rumah Rangda. Seorang tentara pergi pertama ke rumah Rangda. Dia diminta untuk memberitahu Rangda dan orangtuanya tentang lamaran pernikahan.

Saat ia tiba di rumah Rangda, ia mengatakan kepada Rangda dan orangtuanya bahwa raja dan pangeran akan datang untuk melamarnya. Rangda sangat senang karena dia juga jatuh cinta dengan sang pangeran. Ketika sang pangeran mendengar bahwa dia akan menemui Rangda yang cantik, dia sangat senang. Lalu ia sembuh dari penyakitnya.

Kemudian pangeran, raja, dan tentara pergi ke rumah Rangda. Perjalanan itu sangat melelahkan dan membuat sang pangeran menderita sakit lagi. Penyakit ini lebih parah dari yang sebelumnya. Akhirnya pangeran meninggal.

Raja sedih. Dia pikir tidak ada gunanaya untuk melanjutkan perjalanan. Kemudian ia kembali ke istana. Sementara itu, Rangda tidak tahu bahwa pangeran telah meninggal. Dia menjahit gaun pengantin untuk sang pangeran. Dia ingin memberinya gaun pengantin terbaik.

Setiap hari, ia menunggu dan menunggu sang pangeran tapi dia tidak pernah datang. Dia selalu menunggu sang pangeran. Dia terus menjahit gaun pengantin sampai ia tua dan memiliki tubuh yang bungkuk. ***









Pesan Moral (Indonesian):

Cerita ini mengajarkan kita tentang pentingnya menerima kenyataan dan melangkah maju, meskipun ketika segala sesuatu tidak berjalan sesuai rencana. Bertahan pada harapan yang tidak terwujud dapat menyebabkan hidup yang penuh penantian dan kesempatan yang terlewatkan. Ini mengingatkan kita bahwa meskipun cinta dan komitmen itu berharga, sangat penting untuk menghadapi kenyataan dan menemukan kekuatan untuk terus menjalani kehidupan yang bermakna, bahkan di tengah kehilangan.



No comments:

Post a Comment

Horse (Equine) Art, Pencil on Paper Collection